Senin, 16 Maret 2009

SUFISME DALAM DIRI MARIO TEGUH


Buat yang nge-fans Mario Teguh,,,,semoga bermanfaat.Petikan Wawancara Mario Teguh dengan SUFINEWS, untuk menjawab siapasebetulnya beliau..Pak Mario, saat memberikan terapi atau memotivasi, di antara IlmuKejiwaan Barat dan Ilmu Kejiwaan dalam agama, mana yang anda gunakan?Kalau Anda perhatikan penjelasan saya diatas, sebenarnya "peta" yangada dalam Kecerdasan Emosional yang saya tawarkan merupakan gugusanpilar dari kebenaran, keindahan dan kebaikan. Hal ini didasari olehfitrah kehidupan bahwa manusia dalam hidup itu tak lepas darimenginginkan kebaikan, menyukai keindahan dan mencari kebenaran. Tapidalam realitas kehidupan, tiga hal ini lebih sering dirasakan olehmanusia sebagai tiga hal yang berdiri sendiri-sendiri. Misalnyakebenaran yang dicari ternyata malah membawa kepedihan, keindahan yangdisukainya ternyata tidak membawa kebaikan, atau kebaikan yangdiusahakan malah bertentangan dengan kebenaran. Pada saat yang demikianmanusia tidak dapat menikmati keadaan itu secara sempurna lalu mengidapsplit personality atau kepribadian yang terpecah belah. Nah kira-kiramelalui apa manusia dapat menemukan dan merasakan kebenaran, keindahandan kebaikan sejati (haqiqi; red)? Dalam beragama bukan?!Wah penjelasan Anda nyufi banget loh ?!Ha…ha…ha…terimakasih, Mas. Tapi terus terang. Dalammenjalankan tugas (baik sebagai pembicara publik maupun motivator) sayamenghindari komponen-komponen komunikasi yang terlalu mengindikasikanagama Islam secara formal atau verbal.Kenapa ?Buat saya, ketika kita betul-betul dengan sadar sesadarnya mengatakan"ya !" terhadap keberadaan dan keesaan Allah (laa ilaaha illallaah;red) kita tak perlu repot-repot lagi memikirkan lebel-lebel formalketuhanan. Pokoknya terus berlaku jujur, menjaga kerahasiaan klien,menganjurkan yang baik, menghindarkan perilaku, sikap dan pikiranburuk, saya rasa ini semua pilihan orang-orang beriman. Itu alasanpertama.Alasan kedua, Islam itu agama rahmat untuk semesta alam loch. Berislamitu mbok yang keren abis gitu loch ! Maksudnya jadi orang Islam mbokyang betul-betul memayungi (pemeluk) agama-agama lain. Agama kita itusebagai agama terakhir dan penyempurna bagi agama-agama sebelumnya.Agama kita puncak kesempurnaan agama loch. Dan karenanya kita harustampil sebagai pembawa berita bagi semua. Kita tidak perlumengunggul-unggulka n agama kita yang memang sudah unggul dihadapansaudara-saudara kita yang tidak seagama dengan kita. Bagaimana Islambisa dinilai baik kalau kita selaku muslim lalu merendahkan agama (danpemeluk) agama lain.Apakah dalam pandangan Anda semua agama itu sama ?Ha…ha…ha…ya jelas tidak sama toch, Mas. Tapi oleh Tuhanmanusia diberi kebebasan memilih diantara ketidak samaan itu. Saya tidakakan mengatakan bahwa perbedaan itu rahmat, tapi saya akan menunjukkanWindows Operating System yang dikeluarkan Microsof. Masih ada toch Masorang yang masih menggunakan Windows 95? Masih ada juga kan orang yangmenggunakan Windows 98 atau Windows 2000? Dan Anda sendiri sekarangmenggunakan Windows XP kan?. Begitu juga dengan agama-agama Tuhan, Mas.Ada versi-versi yang sesuai untuk zamannya, untuk kelengkapan fikirandi zaman itu dan disana ada jenis kemampuan masing-masing orang dalammenyikapinya. Masak Anda mau memaksa orang lain untuk memakai XP padaorang yang kemampuannya cuma sebatas memiliki Windows 95? Tidak toch!?Alangkah indahnya kalau semua orang Islam ketika bicara dapat diterimasemua pemeluk agama lain.Contohnya seperti apa pembicaraan yang dapat diterima semua pemelukagama ?"Anda adalah direktur utama dari perusahaan jasa milik Anda sendiri.Anda adalah CEO dari kehidupan Anda sendiri. Anda sebenarnya,sepenuhnya bertanggungjawab atas bisnis kehidupan Anda dan apapun yangakan terjadi pada diri Anda sendiri. Anda bertanggungjawab atas semuanyaantara lain, produksi, pemasaran, keuangan, RND dan lain sebagainyadiperusahaan kehidupan Anda. Demikian pula Anda sendirilah yangmenentukan berapa besar gaji Anda, berapa income Anda. Bila Anda tidakpuas dengan penghasilan yang Anda terima, Anda bisa melihat didekatcermin Anda dan menegosiasikan pada bos Anda, yakni Anda sendiri yangada didalam cermin," begitu kira-kira. Nah, menurut saya etos demikiantak dapat dibantah oleh semua ajaran agama-agama yang ada didunia.Apa yang anda contohkan bukan malah menujukkan bahwa manusia adalahsegala-segalanya. Terkesan, seolah-olah Tuhan tak memiliki peran apa-apadisana ?Di atas saya mengatakan bahwa alasan kita tersenyum di pagi hari kepadaisteri dan anak-anak, menyambut mereka dengan santun, berusaha datangtepat waktu untuk memenuhi janji, itu semua bukan semata-mata karenadidasari atas kesantunan kita sebagai manusia, melainkan kita inginmengabdi kepada-Nya. Begitu juga dengan contoh barusan, itu sebenarnyamerupakan cermin atas pesan agama yang meminta totalitas kita dalammenjalankan sebuah amanah.. Apalagi jika kita bicara tentang "cermin",akan sangat panjang pembicaraan kita. Dan setiap spirit tidak selaluharus ada embel-embel nama surat atau ayat dari kitab suci tertentu.Bukankah seorang jenderal paling ateis pun ketika melepaskan pasukannyake medan perang tak dapat menghindarkan diri dari ucapan, "Semogakalian sukses!". Kalimat "Semoga" disitu menyimpan harapan campurtangan kekuatan dari Yang Maha Kuat. Biarlah Tuhan menjadi sesuatu yangtersembunyi dikedalaman relung hati kita yang paling dalam.Apa arti sukses menurut anda ?Perjalanan 50 tahun hidup yang sudah saya jalani menyimpulkan bahwasukses itu tidak selalu berarti mendapat piala atau pujian, meski takada salahnya jika kita mendapatkan keduanya. Hanya saja itu semua bukankriteria dari sukses itu sendiri. Karenanya tak jarang orang kemudiansulit menemukan kesuksesan-kesukses an yang pernah diraihnya.Secara sederhana sukses adalah bagaimana kita keluar dari comfort zonekita dan mencoba menjadi lebih baik dari sebelumnya. Dengan definisiini Anda akan melihat begitu banyak kesuksesan yang bisa Anda lihatpada diri Anda. Kalau kemarin Anda baru bisa membantu satu orang, hariini Anda bisa membantu dua dan besok Anda bisa membantu lebih banyaklagi, maka anda sukses. Dengan perasaan yang positif mengenaikesuksesan yang pernah Anda raih, maka Anda akan merasa semakin suksesdan semakin percaya diri dengan cita-cita, visi dan misi hidup Anda.Saya sangat tidak setuju dengan ungkapan, "Biarlah kita sekarang susah,asal nanti kita sukses". Ini jelas enggak pernah bakal sukses. Sayabertanya, dimana anak tangganya? Bukankah untuk meraih kesuksesan besarharus diawali dengan kesuksesan kecil dan sedang?. Ada pepatah yangmengatakan, "Sukses akan melahirkan sukses yang lain." Nah dari pepatahini dapat diambil pelajaran, apabila kita semakin mudah untuk melihatkesuksesan kita dari hal-hal yang kecil, maka mudah bagi kita untukmengumpulkan, mengakumulasikan dan melangkah mencapai sukses yang lebihbesar. Percaya dech, dengan sukses kecil-kecil itu, cepat atau lambatsukses yang lebih besar akan menjemput Anda.Penjelasan Anda mengingatkan saya akan nasehat Sufi Besar, Imam Ibnu'Atha'illah, yang mengatakan, "Tanamkanlah ujudmu dalam bumi yang sunyisepi, karena sesuatu yang tumbuh dari benda yang belum ditanam, tidaksempurna hasilnya." Pertanyaannya, bagaimana memupuk rasa rendah hatidalam diri kita ?O, ya ? Beberapa hal yang bisa kita lakukan untuk memupuk kerendahanhati diantaranya adalah dengan menyadari kembali bahwa seluruh yangkita punyai adalah anugerah-Nya, berkah-Nya atau rahmat-Nya. Karenanyakatakan pada diri sendiri, "Aku masih ingin belajar", "Aku masih inginmendapatkan input dari sekelilingku" , "Aku masih ingin mendapatkanpengetahuan- pengetahuan dari mana saja agar dapat lebih baik"."Aku masih ingin belajar", "Aku masih ingin mendapatkan input darisekelilingku" , "Aku masih ingin mendapatkan pengetahuan- pengetahuandari mana saja agar dapat lebih baik". Jika ditilik dari kehidupankita, umat Islam, nampaknya metode memupuk kerendahan hati yang Andasampaikan masih menjadi problem besar tersendiri ya ?Persis seperti yang saya perhatikan selama ini. Saudara-saudara kitasesama muslim masih terlalu asyik dengan dunianya sendiri dan bergaulhanya pada lingkungannya sendiri. Malah yang lebih memprihatikan,dengan sesama muslim kalau ngundang pembicara dia tanya dulu, "Orang itumadzhabnya apa ?." Dia tidak akan menerima orang yang tidak satumadzhab, satu aliran, dengannya. Padahal dinegara-negara maju sudahmenjadi pemandangan yang biasa orang-orang Yahudi mengundang pembicaraIslam, Hindu atau Kristiani, atau sebaliknya.Mereka sudah mantap dengan iman mereka sehingga mereka tidak khawatirdengan pembicara yang datang dari luar komunitas mereka. Mereka sangatyakin, bahwa dengan cara demikian (menghadirkan pembicara "orang luar"),mereka dapat memperkaya wacana dan kehangatan batin. Kita, ataupersisnya sebagian umat Islam, lupa bahwa salah satu cara mensyukuriperbedaan ditunjukkan bukan pada lisan akan tetapi dengan mendengarkanpendapat orang lain yang beda keyakinan agamanya.Anda punya pengalaman keberislaman Anda yang inclusive itu?Iya. Pernah beberapa peserta saya mengklaim materi yang baru sajaselesai saya sampaikan menurut sudut pandang keyakinan agama mereka.Seorang peserta yang beragama Kristiani mengatakan bahwa materi saya adajuga di ajarkan dalam Injil. Peserta lain yang beragama Islam mengakubahwa materi yang saya sampaikan ada di Al-Quran surat al-Maidah.Peserta yang Budha menganggap bahwa materi saya itu penerapan dariDharma-dharma Budha.



Saya hanya mengembalikan semua apresiasi itukepada-Nya.Pengalaman lain ?Masih banyak orang yang salah faham terhadap Islam. Ada satu pengalamanyang mengherankan sekaligus membuat saya prihatin. Dalam satu seminardi acara coffee break isteri saya didatangi salah seorang pesertapenganut agama Kristen yang taat. Masih kepada isteri saya, orang itumemberi komentar bahwa saya menerapkan ajaran Injil dengan baik. Laludengan lembut, penuh kehati-hatian, isteri saya memberitahu bahwa sayaseorang muslim. Sontak orang itu terperanjat saat mengetahui bahwa sayaseorang muslim. Yang membuat isteri saya (dan kemudian juga saya)prihatin adalah ucapannya, "Loch, koq ada ya orang Islam yang baikmacam Pak Mario !?" Saya pun terkekeh mendengarnya. Nah ini kritik dansekaligus menjadi tugas kita semua untuk memperbaiki citra Islam..

Tidak ada komentar: