Rabu, 29 Oktober 2008

Akhwat Itu

Akhwat Itu…
Ditulis pada Mei 27, 2008 oleh seva 

Akhwat dalam bahasa Arab berarti saudara perempuan. Lawan kata dari Ikhwan yang mempunyai makna saudara laki-laki. Akhwat dalam tulisan ini saya sempitkan maknanya menjadi kaum perempuan yang tergabung dalam Organisasi/Jama’ah Harakah Tarbiyah.

Seorang Akhwat gampang dikenali. Karena cara berpakaiannya yang sangat kontras dengan para kaum hawa ammah yang memakai pakaian tipe minimalis. Akhwat pun mudah dibedakan dengan para perempuan yang menggunakan jilbab tapi ketat melekat meliuk-liuk menelusuri lekuk tubuhnya, atau dalam bahasa kerennya jilbab gaul.

Physically jelas akhwat adalah perempuan, berkerudung lebar dan panjang. Memakai celana yang dibungkus lagi dengan gamis, pake kaos kaki, dan entah apalagi. Pokoknya tubuh mereka tertutup rapat. Dijamin tidak mengundang syahwat. Non fisiknya mereka kaum perempuan yang istiqomah menjalankan perintah Allah dan Rasul-Nya secara Kafa’ah (Insya Allah).

“Iiiih, repot banget sih.” Protes saudara sepupu saya yang berjenis kelamin perempuan yang masih duduk di bangku SMP.

“Memang begitu menurut aturan Islam”. Jawab saya mencoba memahfumkan dia.

“Nggak keren tau”. Sanggah dia.

“Lho, justru itu yang paling keren”. Bantah saya, “Coba kamu pikirin, kerenan mana, antara buku yang sudah terbuka terkoyak-koyak bungkusnya maaf dijamah oleh beberapa tangan, dengan buku yang masih terbungkus rapih, dijamin keasliannya dan diletakkan ditempat yang khusus pula?”

Dia terdiam sejenak, mungkin dalam rangka berfikir melogiskan pernyataan saya.

“Trus kalo mo lari gimana, apa nggak ribet.” Telisiknya kemudian, mengalihkan ke pembicaraan yang tidak penting.

“Eit, jangan salah… biar kata pakaian Akhwat itu buuanyak, mereka-mereka itu gesit dan trengginas.”

“Masa seee..” kata sepupuku lagi, masih meragukan argumentasi saya.

“Akhwat fillah tunjukan pada dunia bahwa pakaianmu bukanlah penghalang setiap aktivitasmu”. Harapku dalam hati

Mantan Akhwat

Iman yang tertanam dalam dada setiap Muslim itu seperti laut yang selalu mengalami pasang dan surut. Iman akan naik kalau melakukan ibadah dengan khusyuk, sebaliknya akan surut jika bermaksiat. Itulah yang telah disabdakan Nabi saya Muhammad.

Menjadi seorang akhwat dengan jilbab lebarnya memerlukan komitmen yang kuat karena sangat bertentangan dengan standarisasi dunia fashion internasional yang semakin diamini saja oleh generasi muda kita. Dan bertentangan 180 derajat dengan para kaum nudis ataupun kaum naturisme.

Jika tidak komitmen dan istiqomah, maka yang terjadi adalah…

“Mantan Akhwat??? Iiiih, mudah-mudahan jangan sampe deeeh… naudzubillahi mindzalik.” Teriak lirih istri saya saat saya menyebut mantan akhwat.

“Emangnya ada mantan Akhwat?”. Kata istriku masih mempertanyakan.

Ya adalah, namanya juga manusia. Lihat saja cerita Rista. Dia dulu adalah seorang akhwat tulen len len len. Sewaktu masih tercatat sebagai mahasiswa perguruan tinggi swasta di Bekasi, dia sangat aktif dalam mengikuti setiap kegiatan kerohaniahan. Sangat sering pulang malam-malam karena agenda yang padat di kampus. Tapi setelah menikah dengan seorang laki-laki tawaran orang tuanya, dan sekarang bekerja di salah satu perusahaan swasta, perisai akhwat yang melekat pelan-pelan ia lepaskan.

“Dulu saya akhwat”. Akunya bangga.

“……..???”. Ekspresi saya masih datar mendengar pengakuannya

“Memakai jilbab lebar pake kaos kaki pake bla bla bla”. Dia melanjutkan, “Tapi sekarang nggak lah, repot.”

Saya mencuatkan alis sebagai tanda masih meragukan. Rista mengerti bahasa tubuh yang saya pamerkan, makanya dia mengangguk mantap mencoba menyakinkanku lagi.

“Akhwat bukan akhwat itu nggak penting. Yang penting masih shalat. Ya nggakk??”. Rista berargumen dan minta persetujuan saya.

Saya tersenyum datar mencoba memahami.

Seva_Jak270508

Tentang Hipnotis

saya tertarik ingin mengetahui apa sich hipnotis itu, maka saya mencari di internet tentang hipnotis. maka saya dapat salah satu pengertian tentang hipnotis

Hipnotis adalah suatu tehnik yang digunakan untuk memasuki alam bawah sadar
manusia secara cepat.

Hipnotis sebenarnya sudah dikenal oleh berbagai bangsa di dunia sejak ribuan
tahun silam dan baru diabad 18 ditelaah secara keilmuan pertama kali oleh Franz
A. Mesmer. Kemudian dimatangkan oleh Sigmund Freud yang merupakan salah seorang
peletak dasar ilmu kejiwaan dan selanjutnya dikembangkan secara lebih modern
oleh Dr. Milton Erickson.

Hipnotis dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan seperti dibidang Clinical,
Forensic, Stage Hipnotis dsb. Dibidang Psikis, hipnotis dapat dimanfaatkan
untuk keperluan pemulihan trauma psikis, phobia, ataupun stress seperti phobia
ketinggian, ruang gelap dsb. dan dibidang karir ataupun olah raga, hipnotis
dapat pula dipakai untuk pemrograman diri/pengembangan diri ataupun peningkatan
prestasi, akan tetapi di Indonesia baru sedikit yang memanfaatkan untuk
keperluan tersebut melainkan baru sebatas kepentingan hiburan dan penipuan. 

Bagaimana hipnotis bekerja

Hipnotis memanfaatkan batin bawah sadar atau biasa disebut batin subluminal
dari manusia. Sigmund Freud sering menggunakan istilah “id “ yaitu hasrat bawah
sadar yang melandasi tingkah laku manusia. Batin bawah sadar bersifat kekanak
kanakan . Seseorang yang berada dibawah pengaruh hipnotis (biasanya disebut
suyet) akan mengikuti perintah secara otomatis menurut arti kata demi kata.
Jadi bila seseorang mendapat pertanyaan “Bolehkah saya mengetahui siapa nama
Anda ? Pada kondisi normal orang pasti akan langsung menyebutkan namanya,
tetapi pada seseorang yang berada dibawah pengaruh hipnotis akan menjawab “ya”
(jawaban yang sesuai dengan pertanyaan).

Biasanya hipnotis sangat efektif pada saat situasi yang sangat ekstrem dan
mendadak. Penipuan melalui SMS yang mengatakan kita beruntung memperoleh hadiah
ratusan juta memanfaatkan situasi ekstrem suasana hati kita yang menjadi sangat
gembira bahkan setengah tidak percaya saat menerima SMS. Demikian pula pada
kasus kasus pendatang baru di Jakarta yang kadang berakhir diperkosa, sang
penipu memanfaatkan kebingungan korban dalam mencari alamat yang dituju.
Seorang teman dokter pernah pula ditipu satu bulan gajinya saat ketemu orang
berpakaian Arab tetapi ternyata fasih berbahasa Indonesia. Pada kasus ini yang
dimanfaatkan adalah rasa kagum / terheran heran kita karena bertemu dengan
orang Arab yang fasih berbahasa Indonesia. Penipuan lain seperti mengaku ngaku
orang Brunei dan menawarkan jam Rolex memanfaatkan kekagetan kita saat kita
ditepuk ataupun rasa tidak nyaman saat kita dikelilingi oleh banyak orang. Ada
pula penipuan dengan mengatakan salah satu anggota keluarga kita ada yang
dirawat di Rumah Sakit dan memerlukan biaya operasi yang harus ditransfer
segera. Demikian pula penipuan lain seperti penawaran burung yang pintar
bernyanyi Garuda Pancasila, penggandaan uang dsb.

Pencegahan dan Pengatasan

Pada kasus Salma tetap dimungkinkan si suyet menuruti perintah mengambil barang
barang berharga, tetapi menolak saat disuruh sipenipu mengambil uang, hal
tersebut dikarenakan bawah sadarnya menolak, karena boleh jadi selama ini Salma
memang sangat berhati hati dalam masalah uang. Hipnotis tidak bekerja saat
kendali kesadaran sepenuhnya ada pada kita, atau dengan kata lain kita harus
selalu memposisikan diri kita dalam keadaan subyek.. Pada saat kita menghadapi
orang asing pastikan kendali penuh ada pada kita sehingga kita tidak asal
menyambut ajakan bersalaman dari orang yang tidak dikenal atau memberikan
persetujuan atas orang asing yang bertanya yang memerlukan jawaban persetujuan
kita. Contoh apabila pembantu dirumah ditanya :”Disini masaknya pakai tabung
gas ya.” Pada saat dijawab ya maka bisa dipastikan akan diikuti sugesti lain
seperti:”, saya ditugaskan Pertamina untuk memeriksa kondisi tabung diseluruh
perumahan di daerah sini karena baru saja kemarin diperumahan dekat sini
ada tabung gas yang meledak dan terjadi kebakaran sampai ada yang menjadi
korban dst. Dalam hal ini yang dimanfaatkan adalah rasa takut sang pembantu.
Hati hati dengan sikap sok akrab dari orang yang tidak kita kenal. 

Sebaiknya sebelum menjadi korban hipnotis, mulai dari sekarang dengan suara
agak setengah berbisik katakan kepada diri sendiri :”Saya menolak dipengaruhi /
dihipnotis oleh siapapun.” 

Bagi yang menyukai zikir, dapat pula memanfaatkan zikir untuk menangkal
pengaruh hipnotis. Hipnotis biasanya tidak dapat dilakukan pada ahli zikir
karena suyet selalu dalam kewaspadaan tinggi. Katakan kepada diri kita bahwa
“Tidak ada sesuatupun yang dapat menguasai diri / hidup kita kecuali hanya
atas izin Allah Swt.” Semangatnya adalah kalimat Tauhid “Tidak ada Tuhan
kecuali Allah”.

Pada situasi kita merasakan sudah dibawah pengaruh hipnotis, ciri cirinya kita
merasa tidak berdaya (powerless), cara melepaskan diri adalah tarik nafas agak
dalam dan sugesti diri untuk rilex / mengendorkan semua otot otot tubuh kita
kemudian mulailah mengatakan kepada diri kita sendiri :”Pada hitungan ketiga
saya dapat bangun dengan sendirinya.”, kemudian kita menghitung 1….,
2……., 3 ……

Pasar Pondok Gede


Pasar Pondok Gede bukan hanya pembangunan gedung tetapi memfilter para pedagang pribumi yang sudah lama seperti para pedagang sendal sepatu dan klontongan..kemana kita harus menggugat dan momohon keadilan setelah pedagang bermodal besar dengan simbol kapitalis telah menguasai pasar kita ...membeli unit unit pasar kita..mari buat budaya baru kembali ke pasar tradisional 

gue kangen bau pasar tradisional kotor , kumuh, becek tapi manusiawi dan berwibawa banyak mengajarkan arti kehidupan 

Pondok Gede Bakalan Rame

Meski Bercitra Kampung
Bisnis Properti di Kawasan Pondok Gede 
Berkembang Pesat
 

JAKARTA – Bagi sebagian masyarakat, keinginan membangun rumah baru di tengah kota Jakarta dan dekat dengan pusat kota atau CBD (Central Business District) agaknya harus dipendam dalam-dalam. Pasalnya, harga tanah yang membumbung tinggi sangat tidak memungkinkan. Jangan tanya berapa harga tanah di bilangan Menteng, Kuningan, Slipi. Paling tidak di atas Rp 8 juta per meter. Bahkan kawasan Kelapa Gading yang kini berkembang pesat, per meternya sudah mencapai Rp 4-5 juta. Kalau tabungan pas-pasan, jelas sulit mewujudkan mimpi punya rumah baru. 
Sedikit ke Timur, harga tanah juga tetap masih tinggi. SH sempat terpana seakan tak percaya ketika menanyakan harga rumah yang ditawarkan untuk dijual di kawasan Pengadegan Utara, Jakarta Timur. 
“Luas tanahnya 120 meter dan terpakai seluruhnya untuk bangunan rumah. Memang kondisi bangunan sekitar 80 persen dan sedang kami perbaiki. Kalau Bapak mau beli, kita buka dengan harga Rp 600 juta. Kalau mau kontrak, per tahunnya harganya Rp 20 juta. Silakan Bapak lihat sendiri, kita punya orang yang jaga di sana,“ ujar Pak Sutisna, si empunya rumah yang akan dikontrakkan/dijual itu. 
Apabila bangunan dihargai per meternya Rp 1 juta, maka itu berarti harga tanah per meternya mencapai Rp 4 juta. Bukan main mahalnya! Harga ini bahkan melebihi harga tanah di seputaran Tebet, yang masih bisa didapat dengan harga Rp 1-2 juta per meter. 
Pada akhirnya kawasan pinggiran kota Jakarta, kini menjadi incaran banyak pihak. Tengok saja, Cibubur, Depok, Tangerang, dan Bekasi menjadi alternatif membangun rumah. Namun pesatnya pembangunan rumah di kawasan-kawasan ini membuat harga tanah pun merangkak naik. Cibubur, misalnya, sulit sekali mendapatkan harga tanah di bawah Rp 500.000 meter persegi. Hal yang sama juga bakal ditemui di kawasan Depok, kecuali di pinggiran Depok arah ke Sawangan atau Cimanggis. 

Murah
Bila kita jeli melihat prospek kawasan hunian di seputaran Jakarta, sesungguhnya wilayah Pondok Gede, Bekasi, masih sangat menjanjikan. Tidak terlalu seagresif tetangganya Cibubur yang berkembang sangat pesat dengan pembangunan perumahan elit di sana-sini, kawasan Pondok Gede boleh dikata bergerak relatif lambat. 
Padahal untuk wilayah hunian, Pondok Gede cukup bagus. Pasalnya, harga tanah di sini masih sangat terjangkau. 
Menurut riset harga tanah yang dilakukan oleh Pusat Studi Properti Indonesia (PSPI) pada akhir Desember 2003, di kawasan Jatibening, Jatiwarna, Jatiwaringin, Jatirahayu, Jatimakmur, yang menjadi bagian dari kawasan Pondok Gede, harga tanah berkisar ratusan ribu rupiah. Harga tertinggi hanya ditemui dekat pasar Pondok Gede yang harganya Rp 1 juta hingga Rp 1,2 juta. Selanjutnya, di pinggiran tol harga tanah juga cukup tinggi. 
Seperti di sekitar Perumahan Tamansari Persada Raya dekat dengan exit tol Jatibening, harga tanah berkisar Rp 740-850 ribu. Tetapi selebihnya di bawah Rp 300.000 per meter. 
Bahkan di seputaran Puri Gading dimana terdapat Perumahan Puri Gading yang dibangun oleh developer anak perusahaan Duta Putra Group pimpinan Herman Sudarsono, harga tanah disana masih murah sekitar Rp 73.000 hingga Rp 91.000 per meter. Padahal masuk ke kompleks, harga rumah tipe 36/72 di Perumahan Puri Gading sudah mencapai Rp 70 juta per unit, yang berarti per meternya dihargai lebih dari Rp 450.000. 

Citra
Pengamat properti Panangian Simanungkalit pernah menyatakan, wilayah Pondok Gede sesungguhnya sangat ideal untuk dijadikan kawasan hunian. Alasannya, kawasan ini relatif mudah aksesnya ke Jakarta. Akses tol Jatibening atau Cikampek menurutnya menjadi nilai tambah bagi Pondok Gede. Jika tidak memiliki mobil, jalan raya Pondok Gede yang semakin mulus, dapat menjadi alternatif. 
“Kendalanya hanya pada citra kawasan Pondok Gede yang masih dianggap sebagai wilayah kampung, terisolir. Padahal sekarang tidak lagi demikian. Kalau mau jujur, wilayah ini lingkungannya masih asri dan bersih, dan dekat dengan Jakarta. Sedikit sekali kawasan yang demikian,” ujarnya. 
Pembangunan jalan tol JORR (Jakarta Outer Ring Road) tak pelak lagi membuat kawasan Pondok Gede semakin terbuka. Dan itu membuka akses yang lebih mudah dari dan ke pusat kota Jakarta. 
Faktor akses yang semakin gampang ini pula yang mendorong teman SH yang juga berprofesi sebagai wartawan, berani mengambil rumah di Perumahan Puri Gading, Pondok Gede. 
“Sebentar lagi jalan tol selesai dibangun, jadi saya bisa gampang ke tempat kerja atau ke Jakarta. Mau ke Cibubur juga dekat, begitu juga ke Bekasi tidak sulit. Ketimbang di Depok atau Tangerang, tinggal di Pondok Gede jauh lebih nyaman,” katanya. Rekan tersebut mengambil rumah tipe 36/72 dan merencanakan akan segera menempatinya di bulan Juli mendatang. Informasi yang semakin menguatkan niatnya membeli rumah di sana adalah kawasan Puri Gading dan sekitarnya tidak berpotensi banjir. 
Bagi seorang Pak Lumbanraja, faktor lingkungan yang asri menjadi determinan utama sebelum memutuskan membangun rumah di Pondok Gede. 
“Harga tanah di sini masih murah. Dan yang penting, udaranya masih segar. Polusi belum separah Jakarta. Air juga tidak persoalan karena masih bersih. Buat ditinggali, Pondok Gede sangat cocok,” ucapnya. 
Jika mau diambil perbandingan, masalah kemacetan di Pondok Gede boleh dikata relatif tidak separah Depok. Titik-titik kemacetan hanya berada di seputaran Lubang Buaya, Pasar Pondok Gede dan persimpangan Ratna. Namun terjadinya tidak setiap hari. Ini berbeda dengan kemacetan di Depok yang terjadi di sepanjang Jalan Margonda mulai dari Jalan Tole Iskandar, Terminal Depok, Margonda, dan terus berlanjut hingga Pasar Minggu. Dan itu terjadi setiap hari terutama di pagi dan sore hingga malam hari. Tanpa sadar waktu akan tersita banyak di jalan ketimbang menikmati hidup di rumah.

Syekh Puji Minta Maaf, Ulfa Dipulangkan

Syekh Puji Minta Maaf, Ulfa Dipulangkan  
Wednesday, 29 October 2008 
Jakarta-Surya-Ketua Komisi Nasional (Komnas) Anak, Dr Seto Mulyadi atau Kak Seto, akhirnya memenuhi janjinya untuk menemui kiai yang nyeleneh dalam berpoligami, yaitu Puji Cahyo Widiyanto alias Syekh Puji, 43. Kak Seto bertemu empat mata dengan Syekh Puji di kediaman syekh yang berada di kompleks Pondok Pesantren Miftahul Jannah, Semarang, Selasa (28/10) kemarin. Dari pertemuan itu, muncul pengakuan mengejutkan dari sang syekh yang kaya raya itu.
"Beliau meminta maaf atas permasalahan ini. Dan dia akan mengikuti saran Komnas Anak," kata Kak Seto saat dihubungi lewat telepon, Senin (28/10) malam.

Menurut Kak Seto, saran dari Komnas Anak adalah agar Syekh Puji membatalkan pernikahannya dengan bocah putri di bawah umur Lutfiana Ulfa, yang masih berusia 12 tahun. Kemudian, Syekh Puji juga disarankan Komnas Anak agar menyerahkan kembali Ulfa kepada orang tuanya.

"Ini yang penting, dia bisa menerima saran ini. Dan dia akan berkonsultasi dengan alim ulama bagaimana cara pembatalan pernikahannya. Nanti penyerahan ke orangtua akan disaksikan oleh Komnas Anak," tandas Kak Seto.

Seperti banyak diberitakan, Syekh Puji mengawini Ulfa, bocah kelas 8 SMP dari Kecamatan Klepu, Kabupaten Semarang, pada 8 Agustus 2008 silam. Puji beralasan Ulfa akan dijadikan sebagai direktur di perusahaannya dan akan menjadi direktur termuda di Indonesia. 

Keputusan bulat Puji mengawini Ulfa karena gadis itu juga telah menstruasi sehingga ia anggap sudah dewasa untuk dinikahi. “Dipilihnya Ulfa juga atas saran istri pertama saya, Umi Hani,” kata Syekh Puji suatu kali.
Namun, sejak pemberitaan atas pernikahannya dengan gadis di bawah umur itu mencuat, pemilik perusahaan kaligrafi dan kerajinan kuningan PT Sinar Lendoh Terang itu dikecam berbagai pihak. Sebelumnya, milyuner itu telah kondang sebagai pembagi zakat dengan nilai miliaran rupiah.
Sebelum bertemu Kak Seto, Syekh Puji sehari sebelumnya dikabarkan pergi ke Singapura bersama Ulfa dan Umi Hani. 
"Saya berangkat dari Jakarta, dan tiba di Semarang pukul 14.00 WIB. Setelah perjalanan selama 1,5 jam dari bandara, saya tiba di rumah Syekh Puji sekitar pukul 15.30 WIB," tutur Kak Seto.
Kak Seto mengaku dirinya disambut langsung oleh Syekh Puji di pintu depan rumahnya. Lantas digelarlah pertemuan. "Saya berbicara empat mata dengan dia, selama 2 jam dan selesai sekitar pukul 17.30 WIB," imbuhnya.
Perbincangan pun berlangsung akrab. "Mata beliau berkaca-kaca dan juga kooperatif," tandasnya.dtc