Kamis, 05 Februari 2009

contoh Pemurtadan dengan lembaran2 yang menyesatkan

Kita bersyukur kepada Allah SWT bahwa atas kasih karunia dan berkatNya bangsa Indonesia dapat melenyapkan penjajahan dari muka bumi Nusantara ini dan menyatakan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 Masehi.
Pada waktu teks Proklamasi Kemerdekaan dibuat dan dibacakan, tahun yg dicantumkan dalam teks asli Proklamasi tsb bukan mencantumkan tahun Masehi, tapi mencantumkan tahun almanak Jepang, yaitu 05. Namun dengan mengingat bahwa tahun almanak yg dianut oleh sebagian besar bangsa-bangsa di dunia adalah tahun Masehi, maka walaupun teks aslinya menyebutkan tahun Jepang, tetapi penyampaiannya ke seluruh dunia mempergunakan tahun Masehi, yaitu tahun 1945. Kata Masehi sendiri berasal dari kata Almasih Isa Putra Maryam, yaitu yg disamakan dengan Mesias atau Juruselamat.
Penggunaan tahun Masehi dimulai dan dihitung sejak Isa AS dilahirkan di dunia ini. Bangsa Indonesia mempergunakan penanggalan almanak dengan tahun Masehi ini jika ditinjau dari sudut pangdangan agama sungguh beralasan karena bangsa Indonesia adalah penganut agama tauhid yg percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa dan bahkan salah satu ayat Al Qur'an (Surat 3 Aali Imraan ayat 45) menyebutkan bahwa Isa Putra Maryam adalah seorang yg terkemuka di dunia dan di akhirat. Terkemuka di dunia dan di akhirat bagi Isa AS berarti mempunyai kedudukan yg paling tinggi dan paling berkuasa di dunia dan akhirat. (Ingat, bahasa Indonesia ter- berarti adalah paling ).
Oleh sebab itu hampir seluruh bangsa di dunia menggunakan almanak tahun Masehi sejak bangsa-bangsa di dunia mengakui keberadaan Isa AS sampai sekarang. Demikian pula halnya dengan bangsa Indonesia yg telah mengakui dan menerima keberadaan Isa AS tsb sehingga juga menggunakan almanak tahun Masehi sejak bangsa Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945.
Walaupun secara resmi keberadaan Isa AS diakui oleh bangsa Indonesia dengan cara menggunakan sepenuhnya penanggalan almanak tahun Masehi, tetapi mungkin masih banyak diantara mereka yg belum mengetahui secara tepat siapa sebenarnya Isa AS dari sudut pandang Islam yg terdapat di dalam kitab Al Qur'an dan Hadits Shahih yg ada antara lain Kitab Hadits Shahih Bukhari.
Untuk melengkapi penyusunan penulisan ini dan untuk mendapat kebenaran yg hakiki mengenai siapa sebenarnya Isa AS tersebut, maka kami hanya mengambil bahan-bahan dari Kitab Al Qur'an dan Kitab Hadits Shahih Bukhari dengan selalu memanjatkan doa kepada Allah SWT agar Ia memberkati setiap amal perbuatan yg baik mengingat tujuan dari penulisan ini adalah untuk menjadikan pelita bagi yg belum mengenal Isa AS dari sudut pandangan Islam, walaupun setiap harinya hidup berkecimpung dengan menggunakan almanak tahun Masehi.

Semoga penulisan ini bermanfaat bagi yg membacanya dan kepada Allah SWT pulalah segala sesuatunya kami kembalikan.

Penyusun
BAB I
AL QUR'AN, KITAB SUCI AGAMA ISLAM

Kitab suci agama Islam adalah kitab Al Qur'an, yg sering disebut Al Qur'anul Karim. Isi dari Al Qur'an menguraikan masalah pokok secara garis besar dan tidak mencakup semua masalah yg timbul kemudian, karena masalah2 tsb selalu akan timbul selama ada kehidupan dan setiap masalah yg timbul sering berlainan dengan masalah sebelumnya sesuai dengan tingkat kemajuan dalam segala lapangan kehidupan. Tentu saja akan selalu ada masalah baru yg akan timbul yg belum pernah terjadi pada zaman Muhammad SAW. Maka untuk masalah baru ini, adalah tugas bagi setiap ulama Islam untuk menentukan suatu hukum yg baru dengan tetap berpegang pada Al Qur'an dan Hadits-hadits Shahih yg ada.
Pada waktu nabi Muhammad SAW masih hidup (tahun 571-632 Masehi), maka Al Qur'an masih terdiri atas ayat-ayat hafalan yg diingat oleh pengikut2 Muhammad SAW, disamping ayat2 yg berupa wahyu yg ditulis di pelbagai bahan-bahan yg tersebar di mana-mana seperti tulisan pada pelepah kurma, batu-batu, tanah liat, tulang unta, kulit kambing dan bahan-bahan lainnya yg dapat ditulis.
Setelah Muhammad SAW wafat pada tanggal 8 Juni 632 Masehi bertepatan dengan tanggal 12 Rabiul Awal tahun 12 Hijrah, maka para sahabat nabi baik dari kaum Anshar maupun dari kaum Muhajirin sepakat mengangkat Abu Bakar menjadi khalifah.
Pada awal kepemimpinan Abu Bakar banyak orang-orang yg tidak lagi patuh pada ajaran-ajaran yg disiarkan oleh Muhammad SAW bahkan sebagian lagi melepaskan diri sebagai muslim dan seolah-olah mendirikan agama baru. Dalam menghadapi situasi ini Abu Bakar bertindak tegas terhadap orang-orang yg menyeleweng tsb, sehingga terjadilah peperangan yg hebat untuk menumpas mereka dan pengikut orang-orang mengaku dirinya sebagai nabi. Diantara peperangan itu yg terkenal adalah 'Perang Jamamah'. Tentara muslim yg ikut dalam peperangan ini kebanyakan terdiri dari para sahabat nabi dan penghafal-penghafal ayat-ayat Al Qur'an. Dalam peperangan itu telah gugur sekitar 70 orang penghafal ayat Al Qur'an. Bahkan sebelum itu pada masa Muhammad SAW telah gugur sekitar 70 orang lebih dalam suatu pertempuran di sumur Ma'unah dekat kota Madinah. Dengan makin banyaknya penghafal-penghafal ayat Al Qur'an yg telah gugur dalam peperangan, maka Umar bin Khattab menjadi sangat kuatir karena penghafal ayat Al Qur'an jumlahnya makin sedikit dan yg hidup juga tinggal sedikit.
Sementara itu, kaum Muslimin yg kedudukannya terpencar-pencar memiliki naskah ayat-ayat Al Qur'an yg susunan surat-suratnya masing-masing berlainan dan susunan ayat-ayat dan surat-suratnya tidak sama. Bahkan terdapat pula perbedaan-perbedaan ejaan diantara mereka. Adanya perbedaan-perbedaan ini menimbulkan perselisihan dan perpecahan diantara kaum muslim karena masing-masing menganggap naskah miliknya yg benar.

Keadaan ini semakin membahayakan karena timbulnya pertikaian-pertikaian diantara mereka sendiri justru pada waktu mereka berada dalam pertempuran menghadapi musuh-musuh Islam. Keadaan ini disadari oleh Khalifah Utsman bin Affan (tahun 644-656 Masehi) sehingga dibentuk lagi suatu panitia yg terdiri dari Zaid bin Tsabit sebagai ketua, dan anggota lainnya adalah Abdullah bin Zubair, Za'id bin Ash dan Abdur Rahman bin Harits bin Hasyam. Tugas panitia ini adalah menghimpun dan membukukan ayat-ayat Al Qur'an yg tersebar di mana-mana. Di dalam pelaksanaan tugas panitia ini, Khalifah Utsman bin Affan menasehatkan agar mengambil pedoman pada kaum Quraisy. Mereka dikerjakan oleh panitia sebagaimana yg ditugaskan kepada mereka dan setelah tugas itu selesai maka Al Qur'an yg telah dibukukan itu dinamai dengan Al Mushhaf yg oleh panitia dituliskan sebanyak lima buah "Al Mushhaf", empat buah diantaranya dikirim ke Mekkah, Syria, Bsrah dan Kufah agar di tempat itu disalin pula dari masing-masing Mushhaf itu, dan satu buah ditinggalkan di Madinah untuk Utsman bin Affan dan itulah yg dinamakan Mushhaf Al Iman.
Dari Mushhaf yg ditulis dari Utsman bin Affan inilah kaum muslimin di seluruh pelosok menyalin Al Qur'an ini. Demikianlah adanya setelah lebih dari lima belas tahun wafatnya Muhammad SAW barulah dapat diwujudkan kitab Al Qur'an yg menjadi pedoman bagi kaum muslimin sehingga tidak akan ada lagi timbul pertentangan-pertentangan dalam susunan ayat-ayatnya dan ejaannya. Kemudian pembagian-pembagian Al Qur'an disempurnakan lagi dan pada tahun 1337 Hijrah, atas dasar pembagian yg disempurnakan tersebut Al Qur'an dicetak oleh percetakan Amiriyah milik pemerintah Mesir di bawah pengawasan para guru besar Al Azhar. Sejak tahun tsb Al Qur'an tidak diubah-ubah lagi yaitu Al Qur'an terdiri dari 114 surat dan 6666 ayat. Untuk selanjutnya maka Al Qur'an ini merupakan pegangan bagi kehidupan pemilik agama Islam.

I.1 ARTI KATA QUR’AN
Qur’an berarti ‘bacaan’, berasal dari kata Arab ‘Qaraa’. Kata ‘Qaraa’ ini kemudian berkembang menjadi Qur’an dan dipakai untuk ‘Al Qur’an’ yg dikenal sekarang. Pengertian Al Qur’an adalah Kalam Allah SWT yg merupakan kumpulan dari seluruh wahyu yg diterima oleh Muhammad SAW.

I.2 MAKSUD DARI AL QUR’AN
Pada waktu Muhammad dilahirkan di Mekkah pada 20 April 571 Masehi, atau 12 Rabiulawal tahun Gajah, maka sebagian besar bangsa Arab masih menyembah patung-patung dan batu-batu berhala dan menyembelih hewan-hewan korban dihadapan patung-patung itu untuk dimuliakannya. Mereka pada umumnya tenggelam dalam kemusyrikan dan dalam kehidupan yg terpecah-belah serta saling bermusuhan.
Disamping adanya penyembahan patung-patung berhala, ternyata banyak pula bangsa Arab yg telah menjadi pemeluk agama Kristen atau condong ke arah agama Kristen. Pemeluk agama Kristen bukan saja terdapat di tingkat lapisan masyarakat bawah, tetapi juga terdapat di tingkat lapisan masyarakat menengah maupun atas, seperti Waraqah bin Naufal yg satu keturunan dengan Muhammad SAW.
Selain daripada itu, adapula orang-orang Arab yg telah menjadi pemeluk agama Yahudi yg sebagian besar tinggal di daerah Yastrib (Madinah) dengan kepala sukunya yg bernama Ka’ab bin Asyraf.
Walaupun diantara bangsa Arab telah ada yg memeluk agama Kristen dan Yahudi, yaitu agama yg tauhid yg percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa, tapi banyak pula diantara mereka yg tetap melakukan penyembahan berhala pada patung-patung karena terpengaruh oleh lingkungan sekitarnya. Keadaan bangsa Arab pada masa ini disebut sebagai zaman Jahiliyah.
Untuk membawa bangsa Arab keluar dari zaman Jahiliyah inilah maka Nabi Muhammad SAW terpanggil untuk memberi peringatan kepada orang-orang Arab yg melakukan penyembahan-penyembahan berhala, kepada orang-orang Arab yg sudah memeluk agama Tauhid (Kristen dan Yahudi) tetapi masih melakukan penyembahan berhala pula.
Tugas panggilan Nabi Muhammad ini tertuang dalam ayat-ayat Al Qur’an sbb :

I.2.1 Muhammad SAW, seorang pemberi peringatan dan pembawa berita.

Surat 11 Huud ayat 12 (dikutip sebagian):
“ Sesungguhnya, engkau hanyalah seorang pemberi peringatan. Dan Allah pemelihara segala sesuatu”.

Surat 5 Al Maa’idah ayat 19 (dikutip sebagian):
“Sesungguhnya telah datang kepadamu, pembawa berita gembira dan pemberi peringatan”.

Surat 7 Al Araaf ayat 63 :
“Dan apakah kamu merasa heran karena datang kepadamu peringatan dari Tuhanmu dengan perantaraan seorang laki-laki dari golonganmu agar dia memberi peringatan kepadamu dan supaya kamu bertaqwa dan supaya kamu mendapat rahmat.

Surat 7 Al A’raaf ayat 188 :
“ Aku tidak lain hanyalah pemberi peringatan dan pembawa berita gembira bagi kaum yg beriman”.

Surat 35 Faathir ayat 23 :
“ Engkau tidak lain hanyalah seorang pemberi peringatan”

Dan masih banyak ayat-ayat lainnya di dalam Al Qur’an yg menjelaskan hal ini (antara lain Surat 10 Yunus ayat2, Surat 33 Al Ahzaab ayat 45, Surat 67 Al Mulk ayat 26, dll ).

I.2.2 Tugas Muhammad SAW ialah menyampaikan risalah.

Surat 13 Ar Rad, du ayat 40 :
“ Dan jika Kami tunjukkan kepada engkau sebagian dari yang Kami janjikan kepada mereka, atau Kami matikan engkau, maka hanya sesungguhnya kewajibanmu menyampaikan, dan kewajiban Kami menghitungnya”.

Surat 42 Asy Syu’araa ayat 48 (dikutip sebagian):
“ Tidak ada kewajiban atas engkau melainkan menyampaikan (Risalah)”.




Dari kedua pokok penjelasan di atas, jelas bahwa Muhammad SAW terpanggil untuk memberi peringatan kepada orang-orang Arab agar mereka tidak menyembah berhala kecuali hanya menyembah Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya Allah SWT yg harus disembah dan dianggap sebagai penolong dan pelindung bagi orang-orang saleh sebagaimana tertulis di dalam kita Taurat dan Injil yg telah dimiliki oleh sebagian orang-orang Arab yg memeluk agama Tauhid (Kristen dan Yahudi) tetapi tidak bisa meninggalkan kebiasaan lamanya untuk menyembah berhala. Hal ini tertuang dalam ayat-ayat Al Qur’an yg menjadi saksi atas Alkitab (Taurat dan Injil).

I.2.3 Al Qur’an membenarkan berlakunya Taurat dan Injil.

Surat 3 Aali Imraan ayat 81 :
Dan (ingatlah) ketika Allah mengambil perjanjian para Nabi, “Sesungguhnya apa saja yang Aku berikan kepada kamu berupa Kitab dan Hikmah, kemudian datang kepada kamu seorang rasul yang membenarkan apa-apa yang ada pada kamu (Taurat dan Injil), (hendaknya) kamu sungguh-sungguh beriman kepadanya dan menolongnya”.

Surat 4 An Nisaa ayat 136:
“Hai orang-orang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, dan (beriman kepada) Kitab (Injil) yang diturunkan kepada Rasul-Nya dan Kitab (Taurat) yang diturunkan sebelumnya. Dan barangsiapa yang ingkar kepada Allah, malaikat-malaikatNya, kitab-kitabNya, rasul-rasulNya, dan hari kemudian, maka sungguh dia telah sesat dengan kesesatan yg jauh.

Surat 46 Al Ahqaaf ayat 30:
Mereka berkata “Hai kaum kami”. Sesungguhnya kami telah mendengar (Injil) yang diturunkan sesudah Musa, yang membenarkan kitab sebelumnya (Taurat), yang memberikan petunjuk kepada kebenaran dan kepada jalan yang lurus.

I.2.4 Al Qur’an membenarkan dan menjadi saksi atas Alkitab.

Surat 5 Al Maa’idah ayat 48 (dikutip sebagian):
Dan Kami telah menurunkan kitab dengan kebenaran apa yang sebelumnya dari Alkitab dan menjadi kesaksian atasnya.

Dengan demikian, jelaslah bahwa Al Qur’an diturunkan untuk memberi kabar gembira dan peringatan kepada semua orang agar kembali kepada jalan Allah yang tauhid, dengan mempelajari isi dari Alkitab (Taurat dan Injil) tersebut.
Dengan demikian, adalah kewajiban bagi setiap muslim dan semua orang yang beriman kepada Allah untuk membaca dan mempelajari Alkitab (Taurat dan Injil), agar supaya mereka tidak menjadi ingkar kepada Allah, malaikat-malaikatNya, kitab-kitabNya, rasul-rasulNya, dan hari kemudian, dan akhirnya menjadi sesat dengan kesesatan yg jauh

I.3 AL QUR’AN ADALAH BAGIAN DARI ALKITAB
Di dalam Al Qur’an banyak dikemukakan mengenai nabi-nabi dimulai dengan nabi pertama, yaitu nabi Adam, dan Siti Hawa sampai kepada nabi-nabi penting lainnya seperti nabi Nuh AS, nabi Isa AS, dan banyak lagi nabi-nabi lainnya.
Mengapa kisah Nabi-nabi yg disebut di dalam Al Qur’an disebutkan kembali padahal kisah-kisah tersebut juga telah disebutkan sebelumnya di dalam Alkitab ???
Jawabannya adalah dikarenakan bahwa Al Qur’an adalah bagian dari Alkitab, seperti tertuang dalam ayat-ayat Al Qur’an sbb :

I.3.1 Al Qur’an adalah bagian dari Alkitab yang berada dalam induk Alkitab yang memberi penjelasan.

Surat 43 Az Zukhruf ayat 4 :
Dan sesungguhnya Al Qur’an dalam induk Alkitab yang disisi Kami adalah tinggi dan penuh hikmat.

Surat 26 Asy Syu’ahaa ayat 196 :
Dan sesungguhnya Al Qur’an tersebut di dalam kitab-kitab yang terdahulu (Taurat, Injil).

Surat 28 Al Qashash ayat 2 :
Inilah ayat-ayat Alkitab yang terang.

Karena Al Qur’an berada di dalam Alkitab yang merupakan bagian dari Alkitab, maka orang-orang yang ingin mempelajari dan memahami Al Qur’an dengan benar harus membaca dan memahami Alkitab, agar diperoleh pengetahuan dari ayat-ayat Al Qur’an dengan pengertian yang benar.
Dengan demikian, orang-orang yang ingin memahami kebenaran ayat-ayat Al Qur’an tersebut dengan membaca Alkitab termasuk orang-orang yang mengikuti petunjuk dan orang-orang tersebut tidak termasuk orang-orang yang sesat dan merugi sebagaimana tertuang dalam ayat-ayat Al Qur’an sebagai berikut :

Surat 4 An Nisaa ayat 136 :
Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan RasulNya, dan kitab Injil yang diturunkan kepada Rasulnya, dan kitab Taurat yang diturunkan sebelumnya. Dan barangsiapa yang ingkar kepada Allah, malaikat-malaikatNya, Kitab-KitabNya, Rasul-rasulNya,, dan hari kemudian, maka sungguh dia telah sesat dengan kesesatan yang jauh.

Surat 2 Al Baqarah ayat 121 :
Orang-orang yang telah Kami berikan Alkitab kepadanya, mereka membaca dengan bacaan yang sebenarnya mereka beriman kepadaNya. Dan barangsiapa yang mengingkarinya maka mereka itulah orang-orang yang merugi.

\

Bahkan di dalam surat Al Maa-idah dinyatakan lebih tegas lagi bahwa jika kita tidak menurut Taurat dan Injil, maka tidak dipandang beragama.

Surat. 5 Al Maa-idah ayat 68
"Katakanlah: "Hai ahli kitab, kamu tidak dipandang beragama sedikitpun hingga kamu menegakkan ajaran-ajaran Taurat, Injil dan apa-apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu."
(Qul yaa ahlal kitaabi lastum 'alaa syai-in hattaa tukimut tauraata wal injiila wa ma unzila ilaikum mir rabbkum.)


































BAB II
ISA AS DI DALAM AL QUR'AN

Di dalam Al Qur’an, Isa AS ditempatkan pada kedudukan yang khusus, terhormat, dan agung, yang berbeda dengan kedudukan nabi-nabi lainnya. Disebutkan pula di dalam Al Qur’an bahwa Isa AS dilahirkan ke bumi bukan dari hasil perkawinan biologis diantara Maryam dengan seorang laki-laki, tetapi dilahirkan ke bumi dari Ruh Allah SWT sendiri, yang ditiupkan ke dalam rahim badan Maryam, seperti yang tertulis di dalam Al Qur’an sbb :

Surat 21 Al Anbiyaa ayat 21 :
Dan (ingatlah berita Maryam) yang memelihara kehormatan, maka Kami tiupkan kepadanya dari ruh Kami, dan Kami jadikan dia bersama putranya sebagai bukti (kekuasaan Allah) bagi semesta alam.

Surat 66 At Tahrim ayat 12 :
Dan Maryam putri Imran, yang telah memelihara kehormatannya, lalu Kami tiupkan kedalam rahimnya sebagian daripada Ruh Kami, dan ia telah membenarkan kalimat-kalimat Tuhannya dan kitab-kitabnya dan adalah dia termasuk orang-orang yang taat.

Dari ayat-ayat di atas, berarti bahwa Isa AS bukanlah anak duniawi dari hasil perkawinan biologis antara maryam dengan seorang laki-laki, akan tetapi Isa AS adalah anak rohani yang dilahirkan dari Ruh Allah SWT sendiri. Seperti kita ketahui bersama bahwa semua manusia adalah terdiri dari tubuh jasmani dan rohani, tetapi Allah SWT adalah Allah rohani yang berupa Ruh.
Jika kemudian Isa AS lahir, maka dapat dipastikan bahwa ibu dari Isa AS adalah Maryam. Tetapi yang perlu diketahui kemudian adalah, “SIAPAKAH BAPA DARI ISA AS ???? “ Dengan sendirinya sesuai dengan penjelasan dari Al Qur’an, maka Bapa dari Isa AS adalah Allah SWT sendiri, yang telah meniupkan Ruh-Nya sendiri ke dalam rahim Maryam.
Kemudian timbul pertanyaan, bukankah hal ini bertentangan dengan ayat Al Qur’an yang menyatakan bahwa “Allah tidak beranak dan tidak diperanakkan ???? seperti dikutip di bawah ini :

Surat 112 Al Ikhlash ayat 3 :
Dia tidak beranak dan tidak (pula) diperanakkan.

Ayat tersebut jelas menunjukkan bahwa secara biologis Allah tidak beranak dan tidak diperanakkan. Kelahiran Isa AS seperti dikutip pada Surat 21 Al Anbiyaa ayat 21 di atas adalah sebagai “BUKTI KEKUASAAN ALLAH” bagi semesta alam.

Surat 21 Al Anbiyaa ayat 21 :
Dan (ingatlah berita Maryam) yang memelihara kehormatan, maka Kami tiupkan kepadanya dari ruh Kami, dan Kami jadikan dia bersama putranya sebagai bukti (kekuasaan Allah) bagi semesta alam.
Hal ini lebih diperjelas lagi dengan ayat Al Qur’an berikut yang menjelaskan adanya kemungkinan bahwa Allah dapat mempunyai anak tanpa ada hubungan biologis sbb :

Surat 39 Az Zumar ayat 4 :
Sekiranya Allah hendak mengambil anak, niscaya Dia memilih diantara apa yang Dia ciptakan mana yang Dia kehendaki, Mahasuci Dia, Dialah Allah yang Maha Esa lagi Maha Perkasa.

Dari ayat ini dapat diketahui bahwa jika Allah mengambil anak, maka caranya tidak sama dengan cara manusia memperoleh anak, yaitu secara biologis. Allah dapat mengambil anak dengan cara-Nya sendiri sesuai dengan keberadaanNya sebagai Allah semesta alam, dan Allah telah melakukannya dengan cara meniupkan Ruh-Nya ke dalam rahim Maryam, di dalam Isa AS.
Jadi dalam hal ini, Allah dapat berbuat apa saja yang Dia kehendaki karena Dia adalah Allah Maha segalanya, Allah semesta alam, yang tindakannya tidak akan mungkin dapat dimengerti oleh manusia sebagai ciptaanNya, sebagaimana tertuang di dalam Al Qur’an sbb :

Surat 6 Al An Aam ayat 102 :
Itulah Allah Tuhan kamu, tidak ada Tuhan selain Dia, Pencipta segala sesuatu, maka sembahlah Dia dan Dialah pemelihara segala sesuatu.

Surat 59 Al Hasyr ayat 23 :
Dialah Allah yang tidak ada Tuhan selain Dia, Penguasa, Maha Suci, Maha Sejahtera, Maha Pemberi Keamanan, Maha Memelihara, Maha Perkasa, Maha Kuasa, yang memiliki segala keagungan, Maha Suci Allah daripada apa yang mereka persekutukan.

Setelah memahami ayat-ayat Al Qur’an tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa ayah dari Isa AS adalah Allah SWT sendiri yang telah memberikan Ruh-Nya ke dalam rahim Maryam. Seperti kita ketahui bahwa Allah SWT itu adalah berbentuk Ruh, dan jika Ruh Allah menjelma menjadi manusia di dalam Isa AS, maka dapat dikatakan bahwa Allah SWT sendiri yang menjelma menjadi manusia. Sebutan Allah dan Anak Allah adalah untuk menggambarkan hubungan antara Isa AS sebagai manusia dengan Allah SWT sebagai Allah Ruh.











II.1 ISA AS ADALAH PERTANDA BAGI MANUSIA
Keberadaan Isa AS di dunia dalam pandangan Islam yang dituangkan dalam Al Qur’an ialah bahwa Allah ingin menunjukkan kepada ummat manusia bahwa Isa AS adalah pusat perhatian dan pusat panutan dengan mendapat rahmat dari Allah yang menjadi pertanda bagi manusia sebagaimana dituangkan dalam ayat-ayat berikut ini :

Surat 19 Maryam ayat 21 :
(Jibril) berkata “ Demikianlah Tuhanmu berfirman, “Hal itu mudah bagiKu”, Kami hendak menjadikanNya (Isa AS) sebagai tanda bagi manusia dan sebagai rahmat dari Kami, dan adalah urusan itu telah ditetapkan.


II.2 ISA AS MEMPUNYAI KEDUDUKAN YANG PALING TINGGI
Di dalam Al Qur’an, Isa AS tidak saja ditempatkan pada kedudukan khusus dan terhormat, tetapi juga secara tegas dijelaskan bahwa Isa AS, adalah orang yang dekat dengan Allah, dan seorang yg terkemuka di seluruh dunia dan di akhirat.

Surat 3 Ali Imran ayat 45 :
Ketika malaikat berkata : “Hai Maryam, sesungguhnya Allah menggembirakan kamu dengan Kalimah dari padaNya, namanya Almasih Putra Maryam, terkemuka di dunia dan di akhirat dan adalah orang yang paling dekat dengan Allah.
(Idz qalatil malaikatu yaa Maryama innallaaha yubasyiruki bi kalimatim minhus muhul masihu ‘isabnu Maryama wajihan fiddun-yaa wal akhirati wa minal muqarrabiin)

Orang yang terkemuka di dunia artinya adalah orang yang paling tinggi kedudukannya di dunia, dapat pula disamakan dengan pemimpin seluruh dunia atau raja dunia. (Bandingkan dengan kata orang terkaya di dunia, maka ia adalah orang yang paling kaya di dunia !!!). Isa AS tidak saja terkemuka di dunia, tetapi juga terkemuka di akhirat atau yang paling tinggi kedudukannya di akhirat.
Selain itu juga Isa adalah orang yang paling dekat dengan Allah, karena Isa AS tidak lain dan tidak bukan adalah Allah sendiri melalui RuhNya yang menjelma menjadi manusia.
Menurut yg diketahui Al Qur’an, akhirat adalah sesuatu gaib dan tidak dapat ditangkap oleh panca indra. Yang dimaksud dengan akhirat di sini adalah kehidupan sesudah kehidupan dunia berakhir. Untuk urusan akhirat hanya Allah SWT yg mengetahui dan hanya Allah SWT yang menguasainya. Tidak ada yang lain sebagai penguasa dunia dan akhirat ini selain daripada Allah SWT sendiri.
Dengan menyatakan bahwa Isa AS adalah terkemuka di dunia dan akhirat, jelas sekali terlihat bahwa Al Qur’an menempatkan kedudukan Isa AS sangat istimewa, bersamaan dengan keberadaan Allah SWT sebagai penguasa dunia dan akhirat.
Apakah dengan demikian Allah membagi kekuasaannya dengan Isa AS. Jawabannya sekali-kali tidak. Sebab Allah SWT sebagai Allah yang berkuasa, yang adalah Allah yang berbentuk Ruh, dan Isa AS itu adalah Ruh Allah SWT sendiri.

Jadi tidak ada pembagian kekuasaan Allah di dunia dan akhirat, Hanya ada SATU ALLAH YANG MAHA ESA di dunia dan akhirat ini. Jadi Isa AS adalah Allah SWT sendiri yang menjelma menjadi manusia, seperti dijelaskan dalam ayat Al Qur’an berikut ini :

Surat 19 Maryam ayat 17 :
...Kami mengutus Roh Kami kepadanya, maka Ia menjelma dihadapanNYA menjadi manusia yang sempurna."
(...arsalnaa ilaihaa ruuhanaa fa tamatstsala lahaa basyaran sawiyya.)


II.3 ISA AS ADALAH MUSLIM / ISLAM.
Semua agama yang dibawa oleh nabi-nabi atau rasul-rasul terdahulu adalah agama tauhid, yang percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa dan menyerahkan diri sepenuhnya kepada Tuhan yang Maha Esa. Sebutan atau istilah yang diberikan kepada pemeluk agama tauhid ini adalah Muslim atau Islam.
Demikian pula halnya dengan agama yg dibawakan oleh nabi Ibrahim AS, nabi Musa AS, nabi Isa AS, nabi Muhammad SAW dan nabi-nabi lainnya adalah agama Islam. Istilah Muslim atau Islam atau Aslim berarti penyerahan sepenuhnya kepada Allah SWT sebagai mana yang tertuang di dalam ayat-ayat Al Qur’an sbb :

Surat 2 Al Baqarah ayat 128 (dikutip sebagian):
Ya Tuhan kami, jadikanlah kami berdua ini (Ibrahim dan Ismail) seorang Muslim kepadaMu, dan diantara anak cucu kami umat yang Muslim kepadaMu.

Surat 2 Al Baqarah ayat 131 :
(Ingatlah) ketika Tuhannya berfirman kepadanya “Islamlah”. Ibrahim menjawab “Saya telah Islam kepada Tuhan semesta alam”.

Surat 27 An Naml ayat 91 :
Sesungguhnya aku hanya diperintahkan menyembah Tuhan (yang mempunyai ) negeri ini yang Dia telah mensucikan dan kepunyaanNyalah segala sesuatu. Dan aku diperintahkan supaya aku termasuk orang-orang yang berserah diri (Muslim).












II.4 ISA AS DIBEDAKAN DARI NABI-NABI LAINNYA.

II.4.1 Hanya Isa AS yang lahir atas firman Allah

Nabi-nabi lainnya dilahirkan ke dunia dari hasil perkawinan biologis antara ayah dan ibunya yang melahirkannya ke dunia. Sedangkan Isa AS adalah satu-satunya nabi yang dilahirkan atas Kalimah / Firman Allah yang disampaikan kepada Maryam dengan Ruh Allah SWT sendiri.

Surat 4 An Nisaa ayat 171 :
Hanya sesungguhnya Almasih Isa putra Maryam itu adalah utusan Allah, dan dengan KalimahNya yang disampaikan kepada Maryam, dan Ruh daripadaNya.
(Inamal Masihu 'isabnu Maryama rasulullahi wa kalimatuhu)

Hadits Anas bin Malik hal 72 :
Isa As. adalah Roh Allah dan kalimatNya.
(Isa faa innahu Rohullah wa kalimatuhu)

Kelahiran nabi lainnya dianggap sebagai kelahiran manusia biasa pada umumnya. Kelahiran Isa AS kejadiannya diperumpamakan sama dengan kejadian nabi Adam AS. Hal ini disebabkan karena kedua-duanya dilahirkan bukan dari hasil perkawinan biologis antara laki-laki dan perempuan.
Isa AS lahir sebagai anak rohani yang merupakan Ruh Allah SWT sendiri, sedangkan nabi Adam AS diciptakan oleh Allah SWT dari tanah menjadi manusia pertama di dunia. Hal ini dapat dilihat pada ayat Al Qur’an berikut ini :

Surat 3 Aali Imran ayat 59 :
Sesungguhnya perbandingan (kejadian) Isa di sisi Allah adalah seperti (kejadian) Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah, kemudian Allah berfirman kepadanya “Jadilah”, maka jadilah dia.

II.4.2 Hanya Isa AS yang langsung berfirman.
Nabi-nabi lainnya menerima wahyu dari malaikat setelah mereka dewasa, melalui malaikat Jibril. Sedangkan Isa AS tidak menerima wahyu, tetapi Isa AS langsung berbicara mengucapkan perintah / firman Allah sejak dari bayi, sebagaimana tertuang dalam ayat-ayat Al Qur’an sbb :

Surat 19 Maryam ayat 29-32 :
Maka Maryam mengisyaratkan kepada anaknya. Mereka berkata “Bagaimana kami berbicara dengan bayi yang masih dalam buaian ?? (Bayi) berkata “Sesungguhnya aku adalah hamba Allah. Allah memberiku Kitab dan dia menjadikan aku seorang Nabi. Dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkati dimana saja aku berada. Dan dia memerintahkan aku salat dan zakat selama aku hidup dan berbuat baik kepada ibuku dan dia tidak akan menjadikan aku seorang yang sombong lagi celaka”.
Surat 5 Al Maa’idah ayat 110 :
(Ingatlah) ketika Allah berfirman “Hai Isa putra Maryam, ingatlah nikmatKu kepadamu dan kepada ibumu ketika Aku menguatkan engkau dengan Ruhul Kudus, engkau dapat berbicara dengan manusia di waktu masih dalam buaian dan sesudah dewasa, dan ingat pula ketika Aku mengajar engkau Kitab, Hikmah, Taurat dan Injil.


II.4.3 Hanya Isa AS yang diperkuat dengan Ruhul Kudus.

Surat 2 Al Baqarah ayat 87 :
Dan sungguh Kami telah mendatangkan Alkitab (Taurat) pada Musa dan Kami susulkan sesudahnya dengan rasul-rasul dan Kami berikan bukti-bukti kebenaran (mukjijat) kepada Isa putra Maryam, dan Kami memperkuatnya dengan Ruhul Kudus.

Surat 2 Al Baqarah ayat 253 :
Rasul-rasul itu Kami lebihkan sebagian mereka dari yang lain diantara mereka ada yang Allah berkata-kata (kepadaNya) dan dia ditinggikan derajat sebagian daripada mereka. Dan Kami berikan Isa putra Maryam beberapa keterangan (mukjizat) serta Kami perkuat dengan Ruhul Kudus.

II.4.4 Hanya Isa AS yang dapat menciptakan makluk hidup dan menghidupkan orang mati.

Nabi-nabi lainnya diberkati mukjizat ala khadarnya oleh Allah SWT, tetapi Isa AS diberikati mukjizat secara luar biasa yang tidak dimiliki oleh nabi-nabi lainnya, misalnya menyembuhkan orang sakit, memelekkan orang buta, menghidupkan kembali orang yang sudah meninggal, dan bahkan menciptakan makluk hidup.


Surat 3 Aali Imraan ayat 49 :
Sesungguhnya aku (Isa AS) datang kepadamu dengan membawa suatu tanda (mukjizat) dari Tuhanmu bahwa aku membuat untukmu dari tanah berbentuk burung, lalu aku meniupnya maka ia menjadi burung dengan izin Allah, dan aku menyembuhkan orang yang buta dan berpenyakit lepra, dan aku menghidupkan orang mati, dengan izin Allah dan aku mengabarkan kepadamu apa yang kamu makan dan apa yang kamu simpan di rumah-rumah kamu.

Surat 5 Al Maa’idah ayat 110 :
Dan (ingat pula) ketika engkau (Isa AS) membuat bentuk burung dari tanah dengan izinKu, kemudian engkau meniup kepadanya, lalu dia menjadi burung dengan izinKu, dan engkau sembuhkan orang-orang buta dan orang-orang berpenyakit lepra dengan izinKu, dan di waktu engkau mengeluarkan orang mati (menjadi hidup) dengan izinKu.

II.4.5 Hanya Isa AS yang dibangkitkan kembali dan diangkat ke dalam diri Allah.
Nabi-nabi yang lain setelah wafat dikuburkan dan sebagian besar makam kuburan dari nabi-nabi tersebut masih ada. Sedangkan Isa AS setelah wafat dibangkitkan kembali dan langsung diangkat ke dalam diri Allah. Oleh sebab itu Isa AS adalah satu-satunya nabi yang tidak mempunyai kuburan karena dia langsung berada di dalam diri Allah sebagaimana tertuang dalam ayat-ayat Al Qur’an sbb :

Surat 19 Maryam ayat 33 :
Dan keselamatan atasKU pada hari AKU dilahirkan dan pada hari AKU mati dan pada hari AKU dibangkitkan hidup kembali.

Surat 4 An Nisaa ayat 158 :
Tetapi Allah telah mengangkat Isa kepadaNya. Dan Allah adalah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.

Surat 3 Aali Imraan ayat 55 :
(Ingatlah) tatkala Allah berfirman : “Hai Isa, sesungguhnya Aku akan mematikanMu, dan mengangkatMu kepadaKU, dan akan mensucikanMu dari orang-orang yang kafir.


II.5 ALLAH SWT DAN ISA AS YANG MENJADI SAKSI PADA HARI KIAMAT
Hanya Allah SWT dan Isa AS yang dapat menyelamatkan manusia pada waktu hari kiamat. Di dalam hal ini Isa AS dalam Al Qur’an ditempatkan pada kedudukan yang sama dengan Allah SWT, karena hanya Allah SWT dan Isa AS yang dapat menjadi saksi pada hari kiamat.
Dengan demikian, semua orang yang ingin selamat harus bertaqwa kepada Allah dan taat kepada Isa AS, karena pada hari kiamat hanya mereka berdualah yang menjadi saksi atas diri semua orang.

Sebagaimana tertulis dalam ayat-ayat Al Qur’an sbb :

Surat 22 Al Hajj ayat 17 :
Sesungguhnya orang-orang beriman, orang-orang Yahudi, orang-orang Shabiin, Nasrani, Majusi, dan orang-orang yang mempersekutukan Allah, sesungguhnya allah akan memberi keputusan antara mereka pada hari kiamat. Sesungguhnya Allah menyaksikan segala sesuatu.


Surat 43 Az Zukhruf ayat 61 :
Dan sesungguhnya dia (Isa) adalah suatu tanda bagi khiamat, maka janganlah kamu ragu-ragu tentang kiamat itu, dan ikutilah AKU, inilah JALAN YANG LURUS.
(Wa innahu la’ilmul lis saa’ati fa laa tamtarunna bihaas wa tabi’uuni haadzaa shiraathum mustaqiim)

Surat 43 Az Zukhruf ayat 63 :
Dan ketika Isa datang membawa keterangan-keterangan, Dia berkata “ Sungguh AKU datang kepada kamu dengan hikmah dan supaya AKU terangkan kepada kamu sebagian dari apa yang kamu perselisihkan kepadaNYA”. Maka taqwalah kepada Allah dan taatlah kepadaKU.

Surat 4 An Nisaa ayat 159 :
Dan tidak seorangpun dari Ahli Kitab melainkan akan beriman kepada Isa sebelum matiNYA, dan pada hari kiamat DIA menjadi saksi terhadap mereka.





































BAB III
ISA AS DI DALAM KITAB HADITS
SHAHIH BUKHARI

Sebagaimana yang tertuang di dalam kitab Al Qur’an, maka di dalam kitab-kitab Hadits Shahih pun Isa AS ditempatkan pada kedudukan yang khusus yang menakjubkan. Antara lain di dalam kitab Hadits Shahih Bukhari. Isa AS, kedudukannya tidak disamakan dengan nabi-nabi lainnya, karena Isa AS adalah nabi yang paling kudus yg sama sekali tidak sama dengan manusia lainnya.
Kedudukan Isa AS yg sedemikian kudus tidak dapat dimiliki oleh siapapun di alam semesta ini kecuali oleh Allah SWT sendiri, bahkan dikatakan di dalam Al Qur’an bahwa Isa tidak dapat disentuh oleh setan atau iblis sekalipun.
Bahkan nabi besar Muhammad SAW pun menyatakan diri bahwa beliau adalah orang yang paling dekat dengan Isa AS, bahkan menganut agama yang sama dengan Isa AS.


III.1 ISA AS ADALAH ORANG YANG PALING KUDUS (SUCI) & LANGSUNG MASUK SURGA

Menurut Muhammad SAW, di dalam hadits Shahih Bukhari Nomor 1493, bahwa semua orang itu sejak lahirnya disentuh oleh setan (TELAH BERDOSA), kecuali Isa AS.
Sebagaimana dimaklumi bahwa setan / iblis selalu erat hubungannya dengan dosa manusia, dan hadits ini ingin mengemukakan bahwa semua orang telah berdosa, kecuali Isa AS. Hadits ini menggambarkan bahwa Isa AS adalah makluk paling kudus dan yang kesucianNya murni dan terkudus dari antara manusia. KesucianNya yang semurni ini hanya dapat dimiliki oleh Allah SWT. Oleh sebab itu, baik Allah SWT maupun Isa AS tidak bisa disentuh oleh setan ataupun iblis.
Sedangkan terhadap manusia lainnya tanpa terkecuali, apakah ia seorang manusia biasa atau seorang nabi sekalipun, maka setan dapat menyentuhnya. Hal ini dapat kita lihat dalam hadits Shahih Bukhari Nomor 1493 sebagai berikut :

“Dari Abu Hurairah RA. Katanya “Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda, “Setiap anak Adam yang baru lahir, disentuh oleh setan ketika lahirnya, lalu ia memekik menangis karenanya, selain Maryam dan anaknya.

Sedemikian sucinya Isa AS sehingga Al Qur’an menyatakan dengan jelas bahwa hanya Isa AS yg langsung masuk surga.

Surat 19 Maryam 19 :
"Hanya Isa anak Maryam yang langsung masuk surga karena Dia suci"

Bahkan Nabi besar Muhammad SAW pun sebelum wafatnya memintakan kepada seluruh umat Islam agar membacakan doa ‘shalawat nabi’ pada setiap kali selesai melaksanakan sholat untuk mendoakan keselamatan kepada diri nabi Muhammad SAW sendiri, agar tidak disentuh dan ditarik oleh setan ke dalam neraka dalam kehidupan akhiratnya kelak.
Bunyi Shalawat Nabi tsb adalah :
“Ya – Allah, karuniakanlah kepada junjungan kami Nabi Muhammad keselamatan, kemuliaan, dan tempat serta derajat yang tinggi seperti yang telah Engkau janjikan “.

Tampak dari bunyi Shalawat Nabi ini bahwa nabi Muhammad sendiripun tidak yakin akan dapat dan mampu menerima keselamatan, kemuliaan, dan tempat dan derajat kenabian yang akan diterimanya sebagai nabi, sehingga ia meminta kepada umatnya untuk selalu mendoakannya setiap habis melaksanakan sholat 5 waktu setiap hari agar Allah tidak lupa untuk menepati janjiNya.
Dalam hal ini, jelas sekali menunjukkan ketidakpercayaan Nabi Muhammad kepada Allah SWT akan keselamatan dirinya di akhirat kelak, apakah beliau nanti masuk surga atau neraka, sehingga Beliau sangat menekankan kepada seluruh umat Islam di dunia untuk senantiasa mendoakannya lima kali sehari untuk masa waktu yang tidak terbatas (selama sholat masih didirikan ?? )
Hal ini dapat dilihat pula di dalam Doa Nabi Muhammad SAW. sebelum beliau wafat:

Hadits Shahih Bukhari 1573 :
"Wahai Tuhan! Ampunilah saya! Kasihanilah saya dan hubungkanlah dengan Teman Yang Maha Tinggi"

Hadits Shahih Bukhari 1574
Lalu beliau mengangkat tangannya sambil mengucapkan: "Teman Yang Maha Tinggi" Lalu beliau wafat dan rebahlah tangan beliau.


Siapakah "Teman Yang Maha Tinggi" itu?
Menurut catatan kaki Hadits Shahih Bukhari ialah "Malaikat dan nabi-nabi". Malaikat tidak disebut yang Maha Tinggi, jadi "teman" beliau bukan malaikat tetapi nabi-nabi. Lalu siapakah diantara para nabi yang layak disebut: "Yang Maha Tinggi".

Adapun nama-nama yang telah diberikan Allah kepada Nabi-nabi lain yaitu:
"Adam Shafiyulah" = Adam disucikan Allah
"Nuh najiyullah" = Nuh diselamatkan Allah
"Ibrahim khalilullah" = Ibrohim dikasihi Allah
"Isma'il dzabiihullah" = Ismail dikurbankan Allah
"Musa kaliimullah" = Musa difirmankan Allah
"Dawud khalifatullah" = Dawud dipimpin Allah

Namun beliau telah bersabda:

Hadits Shahih Bukhari 1501
"Saya yang lebih dekat Isa anak Maryam di dunia dan di akhirat. Semua nabi itu bersaudara karena seketurunan. Ibunya berlainan sedang agamanya satu."
(Anaa aulan naasi bi 'iisabni maryama fid dun-yaa al aakhiraati wal anbiyaau ikhwaatul li 'allaatin ummahaatuhum syattaa wa diinuhum waahid)
Hadits Shahih Muslim 127
"Demi Allah yang jiwaku ditanganNya, sesungguhnya telah dekat masanya 'Isa anak Maryam akan turun di tengah-tengah kamu. Dia akan menjadi hakim yang adil.
(Wa ladzii nafsii bi yadihi layusyikanna ayyanzila fii kumubnu maryama hakaman muqsithan)

Maka "Teman Yang Maha Tinggi" itu adalah Isa Almasih anak Maryam.


Dan kita disarankan untuk mengikut Dia bila ingin memperoleh keselamatan itu, karena hidup kita semua berada di tanganNya.

Surat 43 Az Zukhruf ayat 61
"...ikutilah Aku, inilah jalan yang lurus."
(..wattabi'uuni haadzaa shiraathum mustaqiim.)


III.2 ISA AS ADALAH RUH ALLAH DAN FIRMAN/KALIMAHNYA
Menurut Muhammad SAW, di dalam hadits Shahih Bukhari Nomor 1496, Isa AS adalah penjelmaan makluk Allah di bumi ini. Bahwa Allah turun menjadi manusia melalui diri Isa AS.

“Siapa yang mengaku bahwa tiada Tuhan melainkan Allah, esa dan tiada bersekutu, Muhammad hambaNya dan rasulNya, Isa hamba Allah, rasulNya dan kalimahNya (MakhlukNya) (Yaitu Isa AS), yang disampaikan kepada Maryam dan Ruh daripadaNya dan bahwa surga dan neraka itu sebenarnya, maka orang-orang itu akan dimasukkan Tuhan ke dalam surga menurut amalnya.


III.3 ISA AS ADALAH HAKIM YANG ADIL PADA AKHIR ZAMAN
Menurut Muhammad SAW, di dalam hadits Shahih Bukhari Nomor 1090, Isa AS adalah hakim pada akhir zaman yang akan datang. Bahwa Isa AS akan mengadili semua umat manusia, tidak terkecuali diri Nabi Muhammad sendiri :

“Demi Allah yang diriku dalam genggamanNya ! Sesungguhnya akan turun kepadamu Ibnu Maryam menjadi hakim yang adil.

Hadits Ibnu Majah
“Tidak ada Imam Mahdi selain Isa putra Maryam."
(Laa mahdia illa isabnu Maryama)

Hadits ini mengungkapkan bahwa pada akhir zaman atau pada hari kiamat, Isa AS akan menjadi hakim yang akan menghakimi seluruh umat manusia.


III.4 MUHAMMAD SAW PALING DEKAT DAN SATU KETURUNAN DENGAN ISA AS

Dalam hadits ini begitu penting dan tingginya kedudukan Isa AS sampai-sampai nabi Muhammad SAW sendiri perlu menyatakan dirinya adalah orang yang dekat sekali bahkan paling dekat dengan Isa AS, dan satu keturunan dengan Isa AS, dan juga memeluk agama yang sama.
Hal ini dapat dilihat pada Hadits Shahih Bukhari No 1500 :

Saya mendengar rasululah bersabda “Sayalah orang yang paling dekat kepada anak Maryam (Isa). Semua nabi-nabi itu seketurunan. Tiada seorangpun nabi dalam masa antara saya dengan Dia”.

Hadits Shahih Bukhari No 1501 :

Rasululah SAW bersabda “Saya lebih dekat dengan Isa anak Maryam di dunia dan akhirat. Semua nabi-nabi itu bersaudara karena seketurunan. Ibunya berlainan sedangkan agamanya satu.




























BAB IV
PENGIKUT ISA AS

Telah kita bahwa kedudukan Isa AS sangat tinggi martabatnya sebagaimana dituangkan dalam kitab Al Qur’an. Selain itu, dapat pula kita lihat dari Al Qur’an bahwa pengikut-pengikut Isa AS, ayng disebut orang-orang Nasrani (Kristen) juga mempunyai kedudukan yang khusus yang berbeda dengan ummat manusia lainnya. Hal ini dapat dilihat dari ayat-ayat Al Qur’an sbb :


IV.1 UMAT NASRANI (KRISTEN) LANGSUNG MASUK SURGA
Menurut ajaran agama Islam yg berdasarkan Al Qur’an, maka setiap orang yang mati akan masuk neraka terlebih dahulu dan kemudian Allah akan menyelamatkan orang yang tidak berdosa untuk dipindahkan ke surga, sedangkan orang-orang yang berdosa tetap tinggal di neraka untuk selama-lamanya.

Surat Maryam ayat 71-72 :
Dan tidak ada seorangpun dari padamu melainkan mendatangi neraka itu. Hal itu bagi Tuhanmu adalah suatu kemestian yang sudah ditetapkan. Kemudian Kami akan menyelamatkan orang-orang yang bertaqwa dan membiarkan orang-orang yang zalim di dalam neraka dalam keadaan berlutut.

Hal tersebut di atas ternyata tidak berlaku bagi orang-orang Nasrani (yang juga sering disebut ahli kitab), karena menurut Al Qur’an, dosa-dosa mereka sudah dihapus sehingga jika mereka mati maka mereka akan langsung masuk surga. Pengikut Isa AS ternyata mendapatkan suatu jalan langsung masuk ke surga seperti halnya Isa AS sendiri.

Surat 5 Al Maa’idah ayat 65 :
Dan sekiranya Ahli Kitab itu beriman dan bertaqwa, tentulah Kami tutup (hapuskan) kejahatan-kejahatan mereka dan tentulah Kami masukkan ke dalam surga-surga yang penuh kenikmatan.


IV.2 PENGIKUT ISA AS BERADA DI ATAS UMAT MANUSIA LAINNYA

Karena Allah SWT mensucikan Isa AS dari orang-orang kafir, maka pengikut Isa AS juga diberi tempat yang lebih tinggi di atas umat manusia lainnya, terutama di atas orang-orang kafir sampai hari kiamat.

Surat 3 Aali Imraan ayat 55 :
Ingatlah tatkala Allah berfirman “Hai Isa, sesungguhnya AKU akan mematikanMU, dan mengangkatMU kepadaKU, dan akan mensucikanMU dari orang-orang kafir dan menjadikan orang-orang yang mengikutiMU di atas mereka yang kafir hingga hari kiamat.


IV.3 UMAT NASRANI (KRISTEN) AKAN MENERIMA PAHALA DAN SELALU
BERSUKACITA

Allah SWT menempatkan kedudukan umat Kristen yg beriman pada kedudukan yang lebih tinggi di atas orang-orang kafir dan memperoleh pahala serta bersukacita, sebagaimana dituangkan dalam ayat-ayat Al Qur’an :

Surat 2 Al Baqarah ayat 62 :
Sesungguhnya orang-orang beriman, orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani dan orang-orang Shabiin, barangsiapa yang beriman kepada Allah, hari kemudian, dan beramal saleh, mereka akan menerima pahala di sisi Tuhan mereka, tidak ada ketakutan bagi mereka, dan tidak (pula) mereka berduka cita.

Surat 3 Aali Imraan ayat 199 :
Dan sesungguhnya diantara orang-orang ahli kitab ada yang beriman kepada Allah, dan apa yang diturunkan kepadamu dan apa yang telah diturunkan kepada mereka, sedang mereka merendah diri kepada Allah, mereka tidak menjual ayat-ayat Allah dengan harga yang sedikit. Mereka memperoleh pahala di sisi Tuhan. Sesungguhnya Allah amat cepat perhitungannya.

Surat 5 Al Maa’idah ayat 69 :
Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang Yahudi, orang-orang Shabiin, dan orang-orang Nasrani, barangsiapa beriman kepada Allah, kepada hari kemudian dan beramal saleh, maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.

Surat 4 An Nisaa ayat 162 :
Tetapi orang-orang yang mendalam ilmunya di antara mereka dan orang-orang mukmin, mereka beriman kepada apa yang diturunkan kepadamu dan apa yang diturunkan sebelumnya (Taurat dan Injil), dan orang-orang yang mendirikan salat, menunaikan zakat dan beriman kepada Allah dan hari kemudian, akan Kami berikan kepada mereka pahala yang besar.














IV.4 UMAT KRISTEN YANG PALING DEKAT DAN PALING MENGASIHI UMAT ISLAM

Pada waktu Muhammad SAW masih hidup, maka Allah SWT memerintahkan kepada Muhammad SAW agar jika Muhammad ragu-ragu terhadap wahyu yang diturunkan kepadanya, maka Muhammad SAW harus bertanya kepada orang-orang Kristen (yang juga sering disebut Ahli Kitab) sebagaimana dituangkan dalam ayat-ayat Al Qur’an sbb :

Surat 10 Yuunus ayat 94 :
Maka jika engkau (Muhammad) dalam keragu-raguan tentang apa yang Kami turunkan kepadamu, maka tanyakanlah kepada orang-orang yang membaca Kitab sebelum engkau (Taurat dan Injil). Sungguh telah datang kebenaran kepadamu dari Tuhanmu, sebab itu janganlah sekali-kali engkau termasuk orang yang ragu-ragu.

Dari ayat-ayat di atas jelas bahwa Allah SWT berkehendak agar Muhammad SAW menghilangkan keragu-raguannya dengan cara menghubungi orang Kristen (yang juga sering disebut Ahli Kitab) untuk menanyakan jawaban atas keragu-raguannya.. Bahkan di surat Assajdah berikut ini, Allah SWT sendiri menganjurkan agar Muhammad menemui dan membaca Alkitab (Taurat) sendiri agar tidak ragu-ragu lagi akan kebenarannya :

Surat 32 Assajdah ayat 23 :
Dan sungguh telah Kami berikan kepada Musa kitab (Taurat), maka janganlah engkau di dalam keraguan menemuinya, dan Kami menjadikan (Taurat) sebagai petunjuk bagi bani Israel.

Oleh sebab itu Muhammad SAW melarang untuk membantah terhadap orang-orang Kristen (yang juga sering disebut Ahli Kitab) karena Tuhan dari Muhammad SAW dan Tuhannya orang-orang Kristen adalah Tuhan yang sama sebagaimana tertuang dalam :

Surat 29 Al Ankabut ayat 46 :
Dan janganlah kamu berbantah dengan Ahli Kitab, melainkan dengan yang lebih baik, kecuali orang-orang yang zalim diantara mereka dan katakanlah “Kami telah beriman kepada apa yang diturunkan kepada kami (Al Qur’an) dan apa yang diturunkan kepada kamu (Taurat dan Injil). Tuhan kami dan Tuhan kamu adalah satu dan kepadaNya kamu berserah diri.









Selain daripada ayat-ayat tsb dapat pula dilihat bahwa Allah SWT menghendaki hubungan yang erat dan saling mengasihi antara umat Islam dan Kristen sebagaimana tertuang di dalam :

Surat 5 Al Maa’idah ayat 82 :
Sungguh akan engkau dapati orang-orang yang paling keras permusuhan terhadap orang-orang beriman, yaitu orang-orang Yahudi dan orang-orang Musrik, dan sesungguhnya akan engkau dapati (pula) orang-orang yang paling dekat kasih sayangnya terhadap orang-orang yang beriman, yaitu orang-orang yang berkata “Sesungguhnya kami adalah orang Nasrani (Kristen)”.
Yang demikian itu disebabkan diantara mereka ada pendeta-pendeta dan rahib-rahib dan sesungguhnya mereka itu tidak menyombongkan diri.


































BAB V
KESIMPULAN

Pandangan Islam yang tertuang dalam Kitab Al Qur’an dan Kitab Hadits Shahih Bukhari tentang Isa AS sungguh menakjubkan. Kita dapat menarik dua kesimpulan dari Kitab Al Qur’an , yaitu :

Pertama
Tentang bagaimana caranya Al Qur’an sebagai pedoman hidup umat Islam dapat dipahami secara benar.
Kedua
Tentang bagaimana Al Qur’an menonjolkan kedudukan Isa AS yang selalu dikaitkan dengan Allah SWT.


V.1 KESIMPULAN PERTAMA
Untuk memahami Al Qur’an secara benar kita harus mengikuti petunjuk yang dituangkan dalam ayat-ayat Al Qur’an dengan menggunakan akal dan pikiran sehat agar kita tidak termasuk ke dalam orang-orang yang sesat. Untuk mendapatkan pikiran yang benar itu maka perlu membaca dan mendalami Al Qur’an dengan cara membaca Alkitab, karena menurut surat 43 Az Zukhruf ayat 4 menyebutkan bahwa Al Qur’an itu berada dalam induk Alkitab. Oleh sebab itu, untuk dapat memahami Al Qur’an secara benar haruslah Alkitab ini dibaca karena Alkitab memberi petunjuk kepada kebenaran dan kepada jalan yang lurus sebagaimana yang dituangkan dalam surat 46 Al Ahqaaf 30.

Adapun maksud diturunkannya Al Qur’an melalui Muhammad SAW ialah untuk :

Untuk memberi peringatan kepada bangsa Arab agar mereka kembali ke agama Tauhid yaitu menyembah Tuhan Yang Maha Esa dengan mengukuhkan Taurat dan Injil.
Untuk mengukuhkan keberadaan Al Qur’an dalam induk Alkitab oleh sebab itu untuk memperoleh kebenaran dan keselamatan sudah seharusnya berpegang kepada Alkitab sebagaimana yang disabdakan oleh Muhammad SAW sebelum beliau wafat

“Kutinggalkan untuk kamu dua perkara (pusaka), tidaklah kamu akan tersesat selama-lamanya, selama kamu masih berpegan pada keduanya, yaitu Alkitab dan Sunnah RasulNya.

Yang dimaksud dengan Alkitab tidak lain adalah Taurat dan Injil, yaitu Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, sedangkan yang dimaksud dengan sunnah RasulNya ialah segala tindakan dan perintah dari Isa AS sebagai RasulNya (Rasul dari Alkitab) tersebut.
Dalam hubungan ini perlu diketahui bahwa kitab Al Qur’an belum terwujud pada waktu Muhammad SAW wafat, tetapi baru sesudah kurang lebih 15 tahun beliau wafat.



V.1 KESIMPULAN KEDUA
Ada delapan hal yang menonjol dari pandangan Islam berdasarkan Al Qur’an dalam mengemukakan pribadi Isa AS yang selalu dikaitkan dengan Allah SWT, yaitu :

Bahwa Isa AS adalah seorang yang paling terkemuka kedudukannya di dunia dan akhirat (Surat 3 Alli Imraan 45). Seorang yang terkemuka di dunia adalah seorang yang tertinggi kedudukannya di dunia yg dapat diumpamakan sbg raja dunia. Sedangkan seorang yg terkemuka di akhirat mempunyai kedudukan yang sama kedudukannya dengan Allah SWT. Mengapa ??? Sebab hanya Allah SWT saja yang boleh menjadi yg tertinggi dan terkemuka di akhirat. Karena Allah SWT menyaksikan segala sesuatu.
Bahwa Isa AS dapat menciptakan makluk hidup yaitu burung dari tanah dan menghidupkan orang mati. Sedangkan kemampuan yang sebagaimana dimiliki Isa AS hanyalah dapat dimiliki oleh Allah SWT, karena Allah SWT adalah yang berhak menghidupkan dan mematikan segala makluk di alam semesta ini.
Bahwa Isa AS tidak menerima wahyu seperti nabi-nabi lainnya tetapi langsung berbicara firman Tuhan bahkan sejak dari bayi sampai dewasa menunjukkan bahwa Allah SWT ada di dalam Isa AS dan berbicara langsung melalui mulut Isa AS.
Bahwa Isa AS adalah satu-satunya makluk manusia di dunia yang tidak bisa disentuh setan atau iblis sekalipun, berarti bahwa Isa AS adalah satu-satunya makluk yg paling murni kesucianNya. Kesucian yang paling murni hanyalah dimiliki oleh Allah SWT.
Allah SWT telah mengingatkan kepada kita melalui ayat-ayat Al Qur’an bahwa Taurat dan Injil yg disiarkan oleh Isa AS memberi petunjuk kepada kebenaran dan jalan yang lurus. (Surat 46 Al Ahqaaf ayat 30)
Bahwa hanya Isa AS dan Allah SWT yang menjadi saksi pada hari kiamat di mana Isa AS adalah hakim yang adil dan yang menentukan siapa yang masuk surga atau neraka. Hal ini berarti bahwa Isa AS memiliki wewenang yg sama dengan wewenang Allah SWT dalam menentukan seseorang masuk surga atau neraka.
Bahwa Isa AS adalah satu-satunya nabi yang tidak mempunyai makam kuburannya karena setelah Dia mati, Dia hidup kembali dan diangkat kembali kepada diri Allah SWT. Dengan demikian, maka Isa AS akan hidup terus karena IA berada di dalam diri Allah SWT dan menyatu denganNya.
Karena pengikut-pengikut Isa AS yg disebut orang Kristen (yang juga sering disebut Ahli Kitab) percaya bahwa Isa AS adalah Allah SWT, maka mereka langsung masuk surga, sedangkan ummat di luar pengikut Isa AS harus masuk neraka terlebih dahulu.

Dengan melihat kesemua point di atas, jelas sekali bahwa Al Qur’an sebenarnya adalah firman Allah yang mengungkapkan bahwa Isa AS adalah Allah SWT sendiri yang turun menjadi manusia, yang patut disembah dan kita harus bertaqwa serta taat kepadaNya agar kita dapat menerima surga keselamatan yang dijanjikan tersebut.






Pertanyaannya sekarang adalah, mengapa Allah harus sampai turun ke dunia dan menjelma menjadi manusia ??? Apakah agama-agama yang telah ada tidak dapat mengantarkan manusia ke dalam keselamatan surga ???

Agama dengan syariat-syariatnya yang harus ditaati dan dilaksanakan sepenuhnya sepanjang umur hidup manusia. Apakah selama hidup kita (dengan kekuatan manusia sendiri) mampu untuk melaksanakan kesemua hal tersebut ?? Seberapa tekunkah kita mampu untuk selalu menjalankan syariat-syariat tersebut, dan adakah tolak ukur yang pasti dalam menjalankannya agar kita dapat menerima surga keselamatan tersebut ??
Jawabannya adalah “TIDAK ADA TOLAK UKUR YANG PASTI”.

Dengan tidak adanya tolak ukur yang pasti tersebut, maka hampir seluruh agama yang ada dalam doanya selalu memanjatkan permohonan agar ditunjukkan ‘SUATU JALAN YANG LURUS’ yang dapat mengantarkan manusia kepada surga keselamatan tersebut.
(Tidak terkecuali umat Islam saat ini).

Allah SWT juga menyadari hal tsb, sehingga Dia sendiri perlu turun ke dunia untuk menyelamatkan umat manusia dari kebinasaan neraka abadi, untuk membawa manusia ke dalam surga keselamatan tersebut.

Sebagai seorang muslim yg saleh sudah seharusnya percaya kepada ayat-ayat Al Qur’an sebagaimana telah dijelaskan di atas, sebab bagi orang-orang yang tidak percaya dan ingkar terhadap ayat-ayat Al Qur’an tersebut, orang tersebut dianggap sebagai orang kafir terhadap Isa AS dan hatinya akan dikunci Allah dan menerima siksaan, sebagaimana tertuang dalam ayat-ayat Al Qur’an sbb :

Surat 4 An Nisaa ayat 155-156 :
Bahkan, sebenarnya Allah telah mengunci hati mereka karena kekafiran mereka, maka mereka tidak beriman kecuali sedikit. Dan karena kekafiran mereka (terhadap Isa) dan tuduhan mereka terhadap Maryam dengan kedustaan besar (zinah).

Surat 4 An Nisaa ayat 150-151 :
Sesungguhnya orang-orang yang mengingkari Allah dan rasulNya, dan mereka menghendaki untuk memisahkan antara Allah dan rasulNya, dan mereka berkata: “Kami beriman kepada sebahagian dan ingkar kepada sebahagian”, dan mereka menghendaki untuk mengambil suatu jalan diantara yang demikian itu, mereka itulah orang yang benar-benar kafir, dan Kami telah menyediakan bagi orang-orang kafir azab yang menghinakan.







Sedangkan bagi orang-orang yg tidak percaya dan ingkar kepada Al Qur’an, maka Allah akan memasukkan mereka ke dalam neraka :

Surat 2 Al Baqarah ayat 39 :
Dan orang-orang yg ingkar dan mendustakan ayat-ayat Kami, mereka itu adalah penghuni neraka. Mereka kekal di dalamnya.

Surat 3 Aali Imraan ayat 4 :
Sesungguhnya orang-orang yang ingkar terhadap ayat-ayat Kami, bagi mereka azab yang berat. Dan Allah Maha Perkasa lagi mempunyai pembalasan (siksa).

Surat 4 An Nisaa ayat 56 :
Sesungguhnya orang-orang kafir terhadap ayat-ayat Kami, akan Kami masukkan mereka ke dalam neraka, setiap kulit mereka hangus, Kami gantikan dengan kulit yg lain agar mereka merasakan azab. Sesungguhnya Allah adalah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.

Oleh sebab itu bagi orang-orang Muslim, sebaiknya kita hidup berkenan kepada Allah SWT dan seyogyanya kita menjadi muslim yg soleh yang beriman kepada Allah SWT dan percaya kepada ayat-ayat Al Qur’an yg diturunkanNya dan berjanji kepada Allah.

Bahwa di dalam melakukan ibada shalat 5 kali sehari dengan jumlah raka’at 17 raka’at, pada setiap raka’at kita selalu mengucapkan Alfaatihah dengan antara lain ayatnya yg ke-6 yg berbunyi :

“Ihdinas Shiraathal Mustaqiim”, yang berarti “Tunjukilah kami jalan yang lurus”.

Dengan demikian, hampir setiap hari minimal 17 kali kita meminta kepada Allah SWT agar ditunjukkan jalan yang lurus selama umur hidup kita.

Sebenarnya, permohonan kita tersebut sudah dijawab oleh Allah SWT dalam Al Qur’an surat Az Zukhruf ayat 61 dan 63 yang menyatakan bahwa jalan yang lurus itu sesungguhnya ada pada Isa AS yang akan menjadi tanda bagi kiamat dan tidak boleh diragukan. Oleh karena itu, kita harus percaya kepada Allah SWT dan taat kepada Isa AS, sebab inilah jalan yang lurus.

Surat 43 Az Zukhruf ayat 61 :
Dan sesungguhnya dia (Isa) adalah suatu tanda bagi khiamat, maka janganlah kamu ragu-ragu tentang kiamat itu, dan ikutilah AKU, inilah JALAN YANG LURUS.
(Wa innahu la’ilmul lis saa’ati fa laa tamtarunna bihaas wa tabi’uuni haadzaa shiraathum mustaqiim)



Surat 43 Az Zukhruf ayat 63 :
Dan ketika Isa datang membawa keterangan-keterangan, Dia berkata “ Sungguh AKU datang kepada kamu dengan hikmah dan supaya AKU terangkan kepada kamu sebagian dari apa yang kamu perselisihkan kepadaNYA”. Maka taqwalah kepada Allah dan taatlah kepadaKU.

Disamping surat Az Zukhruf tersebut, maka jalan yang lurus telah dituangkan oleh Allah SWT di dalam surat Al Ahqaaf ayat 30 yang menyatakan bahwa kitab Taurat dan Injil memberi petunjuk kepada kebenaran dan kepada jalan yang lurus.

Surat 46 Al Ahqaaf ayat 30:
Mereka berkata “Hai kaum kami”. Sesungguhnya kami telah mendengar (Injil) yang diturunkan sesudah Musa, yang membenarkan kitab sebelumnya (Taurat), yang memberikan petunjuk kepada kebenaran dan kepada jalan yang lurus.

Memohon terus menerus dengan permohonan yang sama kepada Allah SWT sejak kita belajar beribadah shalat sampai kepada akhir hayat kita memberi kesan seolah-olah Allah SWT tidak menjawab doa permohonan kita, padahal sesungguhnya Allah SWT sudah langsung menjawab permohonan doa kita. Masalahnya sekarang adalah apakah kita akan mengikuti perintah Allah SWT atau tidak ???

Sudahkah kita menerima DIA ???
Surga dan Neraka tergantung pada jawaban anda sekarang ….

Tidak ada komentar: