Jumat, 02 Januari 2009

Joserizal, Melihat Keajaiban di Maluku

Mendengar saja tentang kerusuhan berdarah di Maluku Utara orang pasti akanbergidik. Betapa tidak. Ratusan manusia tak berdosa, termasuk ibu-ibu dananak-anak, dibantai dengan sadis. Bahkan, banyak yang mati terpanggang didalam masjid atau di rumah tinggal mereka.Tetapi, bagi dokter Joserizal Jurnalis Sp BO, tragedi itu menyampaikan'panggilan kemanusiaan' untuk terjun langsung ke sana, menolong danmenyelamatkan mereka yang terluka. ''Justru di tengah konflik berdarahseperti di Maluku Utara itulah pertolongan dokter lebih banyakdibutuhkan,'' katanya, kemarin.Sebagai seorang dokter Muslim, Joserizal mengaku terpanggil untukmengamalkan misi Islam sebagai rahmatan lil 'alamin, rahmat bagi alamsemesta, melalui bantuan medis. ''Ini merupakan prinsip yang harus sayapegang teguh sebagai umat Islam,'' katanya. ''Di manapun kita berada, harusmendatangkan rahmat bagi sesama,'' ujarnya.Di bidang medis, tambahnya, misi rahmatan lil 'alamin harus diejawantahkanpada profesionalitas yang ditunjukkan dengan netralitas dalam memberikanpelayanan medis khususnya untuk korban perang, kekerasan akibat konflik,kerusuhan ataupun bencana alam, baik di dalam maupun di luar negeri.''Berawal dari Tim Medis Mahasiswa Universitas Indonesia (TMM UI), kamimengirim tim medis ke Ambon dan Tual, Maluku Utara,'' tutur Joserizal, yangsaat ini menjadi ketua Presidium Medical Emergency Rescue Committe (Mer-C),di sela-sela kesibukan yang lain sebagai seorang dokter spesialis bedahtulang.Saat ditemui Republika di markas besar Mer-C di Jl Kramat Kwitang IE 15,Jakarta Pusat, dokter Jose --nama panggilannya-- dengan penuh semangatmenuturkan kiprah organisasi Mer-C, yang secara resmi didirikan padatanggal 14 Agustus 1999. ''Organisasi ini jelas berasaskan Islam danberpegang teguh pada prinsip rahmatan lil 'alamin,'' tuturnya secara lugas.Memperbincangkan masalah kerusuhan di Ambon, Halmahera, dan sekitarnya,bersama dokter Jose, seakan ikut merasakan kepiluan dan penderitaan parakorban konflik berbau SARA itu. Bagaimana tidak? Dokter yang satu inibersama teman-temannya mencebur langsung di kancah pertempuran. Di sama timMer-C banyak menemukan korban luka-luka akibat kerusuhan, yang kurangmendapat perawatan medis.Berdasar pengalamannya, kata dokter Jose, konflik yang terjadi di Ambon,Halmahera dan sekitarnya, memang dapat disebut sebagai perang agama.'Perang' yang terjadi di Ambon dan sekitarnya itu memang menghadapkan duakelompok agama yang berlainan. Bahkan, sebagai tenaga medis, dokter Joseharus meminta jaminan keamanan penuh dari pihak TNI untuk menolong korbankonflik yang berbeda agama dengannya.''Karena tidak gampang seorang dokter Muslim mengobati korban beragamalain. Begitu pula kebalikannya,'' tutur dokter Jose. ''Harus ada jaminankeamanan bagi kami. Meskipun demikian kami telah menunjukkan bahwa kamitidak membeda-bedakan korban dari segi agama atau perbedaan apapun. Semuakorban kami tolong semampu kami,'' tuturnya.Saat pertama kali terjun ke kancah konflik di Tual, dokter Jose harusmerawat korban-korban pertempuran di tempat-tempat yang seadanya, sepertidi serambi masjid. Bahkan, dalam melakukan operasi terhadap korban terpaksadilakukan dengan peralatan dan obat-obatan yang terbatas. ''Ketika ituMer-C belum kami bentuk,'' katanya.Setelah mendapatkan pengalaman pertama itu, dokter Jose bersama TMM UIkemudian memutuskan untuk membentuk organisasi kemanusiaan Mer-C, yangbergerak di bidang kegawatdaruratan, khususnya dalam pertolongan medis,yang bersifat profesional, netral, mandiri, dengan mobilitas yang tinggi.''Keikhlasan hati menjadi faktor utama untuk menjadi relawan di Mer-C.Karena, di sini relawan tidak digaji. Ini yang perlu digarisbawahi,''tegasnya.Berada di tengah konflik berbau SARA di Maluku, dokter Jose mengaku tidakhanya menyaksikan pembantaian dan penderitaan yang luar biasa. Juga tidakhanya melihat korban-korban bergelimpangan yang harus segera mendapatpertolongan. ''Saya juga sempat menyaksikan suatu keajaiban, tanda-tandakekuasaan dan kebesaran Allah, yang mungkin di luar kemampuan nalarmanusia,'' katanya.Dokter Jose menyebut contoh yang terjadi di Tual. Di desa ini, katanya,warga Muslim terdesak di sebuah pantai kecil di dataran rendah. Sementarapasukan merah berada di atas bukit yang mengelilingi pantai tersebut denganjumlah 80 persen lebih banyak. Desa itu seakan 'dipagari' oleh kekuasaanAllah sehingga tidak dapat ditembus oleh pasukan merah.''Sampai saat Desa Tual belum pernah ditaklukkan oleh musuh,'' tutur dokterJose. ''Panah-panah api yang bertebangan dari atas bukit selalu matisendiri sebelum sampai ke sasarannya. Begitu juga drum-drum yang berisibahan bakar dan menyala, yang digelindingkan dari atas bukit, selalu matidan berhenti sebelum mencapai sasaran.''Peristiwa-peristiwa luar biasa seperti itulah yang menyebabkan dokter Joseselalu rindu untuk kembali ke Ambon. ''Di sana, saya bisa melihatorang-orang yang berjuang dengan penuh keikhlasan hati,'' kenang dokteryang telah mempunyai tiga putra ini.Saat ini, Mer-C telah mengirimkan tim medis ke berbagai kancah konflik.Selain memberangkatkan tim Mer-C ke Ambon dan Halmahera, juga mengirimkantim medis ke Aceh. Pengiriman anggota Mer-C terakhir, menurut Jose,dilakukan pada tanggal 2 Maret 2000. Terdiri dari empat dokter yangmengikuti program PTT Departemen Kesehatan di Maluku. ''Melalui empatdokter ini Mer-C mengirimkan bantuan logistik,'' katanya.Pada kesempatan ini Joserizal mengetuk hati para dokter terutama dokterbedah, dari manapun mereka berasal, untuk ikut terjun dalam misi sosialkemanusiaan melalui Mer-C. Namun, ia mengingatkan bahwa untuk bergabungdengan MER-C harus berlandaskan pada keikhlasan hati karena tidak digaji.''Para dokter jangan hanya mementingkan praktek komersial saja,'' katanya.Jika ada dermawan yang ingin untuk menjadi donatur, tambahnya, kepadaRepublika dokter Jose menitipkan nomor rekeningnya di Bank MuamalatIndonesia Cabang Kramat, Jakarta, Nomor 301.00349.15 atau di Bank BNI 46Cabang Kramat, Jakarta, Nomor 001129556.001. Keduanya atas nama MedicalEmergency Rescue Committe.Meski tidak menolak jenis-jenis bantuan lainnya, dokter Jose mengharapkanbantuan kemanusiaan lebih diutamakan berupa obat-obatan, alat-alat medisserta logistik. ''Kami akan menyampaikan bantuan sesuai dengan amanahnya.''

Tidak ada komentar: